Bahasa Suryani
Bahasa Suryani
BAHASA PERTAMA DIDUNIA YANG DIGUNAKAN NABI ADAM
Berbeda dengan pengikut Darwin yang merupakan keturunan kera. Kita adalah orang-orang yang murni beketurunan manusia, yaitu dari Adam. Atau dengan kata lain saya menyebutnya bahwa, manusia adalah makhluk surga yang turun kebumi.
Menurut Syekh Ahmad Muhammad Ali al-Jamal dalam sebuah tulisannya yange berjudul al-Qur’an wa Lughat al-Suryaniyyah yang diterbitkan di Majalah Universitas al-Azhar tahun 2007 menjelaskan, bahwa Bahasa Suryani adalah bahasa yang diketahui sebagai bahasa Bangsa Aram dan digunakan hingga pada masa Masehi. Bangsa Aram sendiri adalah keturunan Aram bin Saam bin Nuh as. Dan bangsa ini juga menempati suatu negeri yang di dalam Taurat di sebut Negeri Aram. Negeri ini kini diketahui dahulun meliputi daerah Syam dan Irak.
Bahasa Suryani digunakan luas di Negeri Aram dan kemudian menyebar ke negeri-negeri sekitar seperti Asia Kecil dan Armenia, kemudian bahasa ini juga sampai ke negeri China dan India. Bahkan (bangsa) Yahudi pun pernah lebih mengutamakan pemakaian bahasa ini dari pada bahasa Ibrani mereka, dengan bahasa Suryani ini mereka bercakap-cakap dan menulis sebagian kitab-kitab suci. Bahkan konon al-Masih sendiri berbicara dengan bahasa ini kepada murid-muridnya. (Lihat : Samir Abduh , al-Suryan Qodiman wa Haditsan hlm.25)
Pemeluk agama Sabi'in atau Sabean Mandean juga masih menggunakan tulisan aram ini dalam kitab suci mereka yaitu Kinza Rabba.
Untuk sekarang bahasa Suryani dikenal dengan bahasa mati karena tidak ada satu daerah pun yang menggunakannya secara aktif untuk berkomunikasi. Adapun bahasa Suryani Nabi Adam dengan sekarang berbeda, Nabi Adam berbicara dengan bahasa suryani Kuno.
Bahasa Suryani Purba lama-lama menjadi Bahasa Mesopotamia. Bahasa Mesopotamia membentuk bahasa Semitik, Yafetik dan Hamitik. Bahasa Semitik bercabang menjadi Suryani dan Aramaic. Dari Aramaic inilah bahasa Arab dan Ibrani muncul. Begitu pula dengan bahasa lainnya. Bahasa tersebut terbentuk karena adanya sebuah peradaban dalam sebuah masyarakat. Tiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan dialek yang berbeda-beda. Meskipun demikian kita bisa melacak bahwa semua bahasa yang ada di dunia ini saling berkaitan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Adapun bahasa Arab baru digunakan sekitar masa Hud bin Abdullah bin Rabah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Iram bin Sam bin Nuh, sebagaimana sabda Nabi saw:
Walaupun termasuk bahasa yang sudah mati, bukan berarti bahasa ini benar-benar punah. Hal ini sebagaimana hadis yang menyatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah memerintahkan sahabat Zaid bin Tsabit Ra. untuk mempelajari Bahasa Suryani.
Bahasa Suryani ini juga merupakan bagian dari kosa-kata yang terkandung dalam Al-Quran.
Imam al-Thobari dalam Tafsirnya Jami’ al-Bayan li Ta’wil al-Qur’an, terhadap surat Maryam ayat 24. Beliau mengutip pendapat Imam Mujahid yang mengatakan bahwa lafadz Sariyya pada ayat tersebut adalah bahasa Suryani yang berarti Sungai. Pendapat ini senada dengan Imam al-Dhohhak yang menyatakan Sariyya adalah Bahasa Suryani yang bermakna Jadwal Shogir (anak sungai yang kecil).
Syekh Ahmad Muhammad Ali al-Jamal dalam tulisannya di Majalah Universitas al-Azhar berjudul al-Quran wa Lughatu al-Suryaniyyah memberikan contoh-contoh lafadz dalam al-Qura’an yang konon diambil dari Bahasa Suryani. Misalnya beliau menjelaskan panjang lebar tentang lafadz Maryam dalam al-Qur’an, menurutnya lafadz yang merujuk Ibu dari baginda Nabi Isa as, ini berasal dari bahasa bagsa Aram (Suryani), yaitu dari kata Maray/Mari yang berarti ar-Rabb (tuhan) dan Ama yang bermakna al-Umma (ibu) yang kemudian di-arab-kan menjadi Maryam.
Hal-hal seperti ini seringkali menjadi pertanyaan ketika masuk dalam ilmu tafsir lebih dalam. Misalnya dua lafadz “Ilyas” pada surat al-Shaffat ayat 123 dan lafadz “Ilyasiin” pada ayat 130 sering menimbulkan pertanyaan, mengapa lafadz “ílyas” yang menggunakan bentuk mufrod (tunggal) sedangkan pada ayat selanjutnya menggunakan lafadz “ilyasiin” yang terkesan menggunakan bentuk jama’ (plural). Apakah Nabi Ilyas as. itu ada banyak sehingga al-Qur’an menggunakan bentuk plural pada ayat 130 ini?.
Jawabnya tentu saja tidak, menurut Imam az-Zamakhsyari dalam tafsirnya al-Kassyaaf, penambahan huruf ya dan nun dalam lafadz Ilyasiin adalah bahasa Suryani yang bermakna plural dan mengarah kepada kaumnya. Sehingga lafadz ilyaasiin bukanlah mengarah kepada Nabi Ilyas secara individu, tapi kepada man aaman bihi min qoumihi (orang-orang dari kaum Ilyas yang beriman).
Syekh Abu al-Qosim al-Asfahani dalam kitabnya menjelaskan nama-nama malaikat yang kita kenal ternyata berasal dari bahasa Suryani. Misalnya. Beliau menukil perkataan Sahabat Ibnu Abbas Ra. bahwa kata “Jibril” berasal dari Bahasa Suryani, kata Jibr berarti Hamba, dan Ail berarti Allah. (Lihat Mufrodat alfadz al-Quran, I, hlm.58).
Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qayim berpendapat bahwa Isa alaihissalam tidak berbicara kecuali dalam bahasa Ibrani. Ibnu Taimiah berkata dalam kitab “Al-Jawab Ash-Shahih, 3/75, “Isa Al-Masih adalah seorang Ibrani, dia tidak berbicara selain bahasa Ibrani.”
Dia juga berkata (1/90), “Siapa yang berkata bahwa bahasa Isa Al-Masih adalah Suryani (atau Romawi), maka dia telah keliru”.
Tidak hanya sebagai alat komunikasi dan kosa-kata Quran, bahasa Suryani ini juga menjadi bahasa yang digunakan dalam dunia mistis dan sufistik.
Dalam portal pribadinya Cak Gopar menejlaskan, Selain digunakan sebagai mantra, kata-kata Bahasa Suryani juga seringkali digunakan sebagai semacam azimat dan ditulis dalam huruf Arab. Misalnya, lafadz Kabikaj, dulu sewaktu masih mengaji di pesantren -ujarnya, seringkali kitab-kitab kuning oleh santri pemiliknya ditulis dengan kata tersebut dengan huruf arab menjadi : كبيكج (baca : Kabikaj).
Cover kitab kedokteran Syarh Thobi'ah al-Insan dengan cover terulis lafadz : Ihfadz Hadzal Kitab Ya Kabikaj (Jagalah kitab ini wahai Kabikaj) |
Bahasa Suryani asal mulanya
Kebesaran Alloh itu artinya
Jalalulloh bahasa Arabnya
Suryani Purba, Bahasa Awal Umat Manusia
Sebagian dari umat Islam yang ta’asub dengan ke-Arab-an menyatakan bahwa semua bahasa di dunia ini berasal dari bahasa Arab. Mereka menggunakan banyak sekali argumen yang bisa menguatkan pendapat mereka. Mungkin saja pendapat mereka itu benar. Tetapi tunggu dulu, pernahkah mereka meneliti sabda Rasulullah saw berikut ini:
يَا أَبَا ذَرٍّ أَرْبَعَةٌ سُرْيَانِيُّونَ آدَمُ وَشِيثُ وَأَخْنُوخُ وَهُوَ إِدْرِيسُ وَهُوَ أَوَّلُ مَنْ خَطَّ بِالْقَلَمِ وَنُوح
Wahai Abu Dzar, ada 4 Nabi yang berasal dari bangsa Suryani, yakni Adam, Syits; Akhnukh; yakni Idris, yaitu orang yang pertama kali menulis dengan pena; dan Nuh.(Shahih Ibnu Hibban no 361)
Kata سريانين adalah bentuk jama’ dari kata سرياني. Kata سرياني identik dengan kataعربي. Sementara kata عربي selain bisa berarti bangsa Arab, juga bisa berarti bahasa Arab. Dengan demikian, mereka berempat menggunakan bahasa Suryani.
Bangsa Suryani identik dengan Dinasti Surya (tradisi Hindu), yakni sebuah nisbat kepada Kerajaan-kerajaan kuno yang berpusat di Mesopotamia yang meliputi Sumeria, Akkadia, Asyiria, Babilonia. Hal ini dikarenakan pusat peradaban manusia awal berada di sana. Selanjutnya dari sana (mesopotamia) manusia menyebar ke berbagai penjuru dunia membentuk peradaban-peradaban yang baru. Di Mesir mereka membentuk Kerajaan Firaun, di mana kebanyakan yang menjadi raja mereka adalah keturunan Qibti bin Misraim bin Ham bin Nuh as. Di India mereka membentuk kerajaan-kerajaan Kuno di India, di mana kebanyakan yang menjadi raja mereka adalah keturunan Hind bin Kush bin Ham bin Nuh. Begitu pula dengan wilayah lainnya.
Wilayah di mana bahasa Suryani Purba dituturkan.
Tentu saja bahasa Suryani yang dipakai oleh nabi Adam adalah bahasa Suryani purba. Yakni bahasa yang digunakan sebelum kerajaan-kerajaan tersebut terbentuk. Tulisan yang dipakai oleh keempat rasul tersebut tentulah berbeda dengan tulisan Suryani yang kita kenal saat ini.
Adapun bahasa Arab baru digunakan sekitar masa Hud bin Abdullah bin Rabah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Iram bin Sam bin Nuh, sebagaimana sabda Nabi saw:
وَأَرْبَعَةٌ مِنَ الْعَرَبِ: هُودٌ، وَشُعَيْبٌ، وَصَالِحٌ، وَنَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
Dan empat orang Nabi yang berasal dari Arab, yakni Hud, Syuaib, Shalih dan Nabimu Muhammad saw. (Shahih Ibnu Hibban no 361)
Kurang lebih seperti berikut ini:
Bahasa Suryani Purba lama-lama menjadi Bahasa Mesopotamia. Bahasa Mesopotamia membentuk bahasa Semitik, Yafetik dan Hamitik. Bahasa Semitik bercabang menjadi Suryani dan Aramaic. Dari Aramaic inilah bahasa Arab dan Ibrani muncul. Begitu pula dengan bahasa lainnya. Bahasa tersebut terbentuk karena adanya sebuah peradaban dalam sebuah masyarakat. Tiap kelompok masyarakat memiliki bahasa dan dialek yang berbeda-beda. Meskipun demikian kita bisa melacak bahwa semua bahasa yang ada di dunia ini saling berkaitan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sumber: klik
Beberapa Asma’ul Husna dalam Bahasa Suryani
1.Barhatiyah (Zat Yg Maha Suci)
2.Karirin(Ya Allah)
3.Tatliihin(Mahasuci & Mahakuasa)
4.Thauraanin(Zat Yg Maha Hidup)
5.Mazjalin(Zat Yg Mahaberdiri)
6.Bazjalin(Zat Yg Maha Esa)
7.Tarqabin(Zat Yg Maha Selamat)
8.Barhasyin(Ya Allah Kabuikanlah)
9.Ghalmasyin(Zat Yg Maha Suci)
10.Hauthiirin(Zat Yg Maha Kuat)
11.Qalnahaudin(Zat Yg Maha Mendengar Dan Melihat)
12.Barsyaanin(Zat Yg Meliputi)
13.Kadhahiirin(Maha Suci Allah)
14.Namuu Syalahin(Wahai Tuhan Yg Maha Mulia Engkau Adalah Allah)
15.Barhayuula(Maha Suci Allah)
16.Basykailakhin(Maha Agung Maha Pengasih Dan Maha Penyayang)
17.Qazmazin(Zat Yg Memelihara)
18.Anghalulaithin(Zat Yg Maha Agung Dan Maha Bijaksana)
19.Qabraatin(Zat Yg Maha Agung)
20.Ghayaahaa(Zat Yg Maha Mulia)
21.Kaidahuuala(Zat Yg Maha Kuasa Ialah Allah)
22.Syamkhaahir(Zat Allah Yg Maha Tinggi)
23.Syamkhahiirin(Zat Yg Maha Memutus)
24.Syamhaahiirin(Zat Yg Maha Kuasa)
25.Bikahthahuuniihin(Wahai Zat Yg Maha Dahulu)
26.Basyaarisyin(Zat Yg Maha Kuasa Atas Segala Sesuatu)
27.Thuunasyin(Wahai Zat Yg Banyak Bersyukur)
28.Syamkhaa Baaruuhin(Yang Maha Kuasa Adalah Allah Yg Maha Mulia)
Asmaul Husna Bahasa Suryani
بسم الله الرحمن الرحيم
آج (الله) آهوج (الأحد) جل جليوت (البديع) جلجلت (القادر) هي (الكافي) هل (الودود) هلهلت (الباسط) طيطغت (الحي) غلمهت (القهار ذوالبطش الشديد) شماخ (الحليم) أشمخ (الخالق) سلمت سمت (السلام) صمصام (البارئ) مهراش (الثابت) طمطام (القوي المتين) بازخ (الجليل) شرنطخ (الحي الباقي) برهوت (الرحيم) ياه (هوالله) يوه (الأول الأخر) نموه (الظاهر) أصاليا (الباطن) نجاعاليا (الوكيل) صلصلت (الكافي) حوسمت (القابض) حوسم (الرحمن) دوسم (الرحيم) براصيم (الظهير) شلمهت (الفتاح) أرمخت (الغني المغني) تعداد (القوي) أيزام (المتين) سنداد كاهر (المجيب) بهراة تبريز (الأول الأخر) تاكر (النور) أباريخ (الحكيم) بيروخ (العدل) بيروخ (العزيز في جبروته) برخوا (المعز) شماريخ (المبدي) شيراح (المعيد) شروخ (القريب) تشمخت (عالم السر) يمليخ (القيوم) شمائيل سمياس (الحق) يانوخ (الوكيل) داميخ (الكريم) يشموخ (الحنان) على مانرم حقا يرون بقنضب (الله غالب على أمره) تناو (الحسيب) كاه (ربي) أواه (المحي) هشكاه هشكاج (الوالى المتعال) بهرام بهراة (العزيز) شمخثا (الرحمن) شلمخا (المغني) شلمخ (المعز) عطلا (القوي القهار)
kitab mambaul usul hikmah
NB:Harus dengan ijin guru
Adapun bahasa Arab baru digunakan sekitar masa Hud bin Abdullah bin Rabah bin Khulud bin Ad bin Aus bin Iram bin Sam bin Nuh, sebagaimana sabda Nabi saw:
وَأَرْبَعَةٌ مِنَ الْعَرَبِ: هُودٌ، وَشُعَيْبٌ، وَصَالِحٌ، وَنَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
ABJAD SURYANI
Tapi pernahkah anda berfikir bagaimana tingginya makna dan tujuan dari suatu angka atau huruf maupun goresan dari sebuah rajah yang dijadikan sebuah azimat?
Menurut keterangan dari para Ulama’ yang masyhur, wifik adalah rahasia rajah atau lambang huruf dan angka arab maupun lambang yang masih terputus-putus sebelum terjadinya kitab-kitab, mulai dari Nabi Adam Alaihissalam hingga Nabi Muhammad SAW, yang terdiri dari empat kitab: 1. Taurat, 2. Zabur, 3. Injil, 4. Alqur’an. (Empat kitab) inilah yang diturunkan dari “langit”, diterima oleh Rasul Allah untuk kehidupan manusia di dunia dan akhirat.
Dan empat kitab tersebut diatas sebelum dibukukan masih dalam keadaan tepisa-pisah. Kadang-kadang tertulis di batu-batu, di daun-daun, kulit-kulit kayu dan ada juga di bunga-bunga atau dipohon-pohon. Semua itu merupakan kekuasaan Tuhan yang ditunjukkan pada umatnya agar umatnya mengetahui. Bahkan yang sangat rahasia lagi ialah pada zaman Nabi Adam Alaihisalam, karena di waktu itu merupakan permulaan adanya huruf dan angka.
Wifik adalah ilmu tentang huruf-huruf alqur’an yang setiap huruf mempunyai arti dan jumlah tertentu. Ilmu ini terdapat dalam kitab-kitab toriqoh. Kertas yg diwifiq huruf-huruf tertentu mempunyai arti atau perlambang ayat tertentu dari alqur’an, guna mendapatkan faedah dari ayat tersebut dengan berkat izin Allah. Ada juga rajah abjad dengan huruf tangga berasal dari huruf Shyriani dan Ibrani.
Berikut ini rajah abjad dan angka yang selalu terdapat pada sebuah azimat. Semua huruf-huruf memiliki nilai yang sama dengan angka dan mengandung persamaan dengan simbol-simbol.
0 Response to "Bahasa Suryani"
Post a Comment