DOA HIRZUL JAWSYAN KABIR


DOA HIRZUL JAWSYAN KABIR BAHASA ARAB BESERTA TERJEMAHANNYA


PENJELASAN DOA JAWSYAN KABIR (1)

Dalam kitab Al-Baladul Amîn dan Al-Mishbâh disebutkan:

Imam Ali Zainal Abidin (sa) meriwayatkan dari ayahnya dari kakeknya dari Rasululllah SAW, ia berkata: “Ketika Nabi SAW berada dalam salah satu peperangan, datanglah malaikat Jibril (as) kepadanya dan berkata: Wahai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam untukmu dan berfirman: ‘Pakailah Jawsyan ini dan bacalah, doa ini akan menjadi pelindung bagimu dan umatmu.”

Beliau menyebutkan keutamaan doa ini, antara lain:
1. Jika teks doa ini dituliskan pada kain kafan, sang mayit akan diselamatkan dari api neraka.
2. Jika dibaca dengan ikhlas di bulan Ramadhan, ia akan dikaruniai Lailatul Qadar, diciptakan baginya 70.000 malaikat semuanya bertasbih kepada Allah SWT lalu pahalanya dihadiahkan kepada yang membacanya.
3. Jika dibaca di bulan Ramadhan (3 kali), Allah SWT mengharamkan jasadnya dari api neraka, mewajibkan baginya surga, dan mewakilkan kepada dua malaikat untuk menjaganya dari kemaksiatan dan dalam sepanjang hidupnya ia berada dalam pengamanan Allah SWT.
4. Di akhir riwayat tersebut Al-Husein (sa) berkata: “Ayahku Ali bin Abi Thalib (sa) berwasiat kepadaku agar aku menjaga dan memuliakan doa ini, menuliskan pada kain kafannya, mengajarkan kepada keluargaku dan menganjurkan mereka agar membacanya. Doa ini terdiri dari seribu Asma Allah yang di dalamnya terdapat Ismul A’zham.”

Doa ini memiliki keutamaan dan kedudukan yang agung. Diriwayatkan dari as-Sajjad Ali Zainal Abidin dari ayahnya dan dari datuknya Ali bin Abi Thalib dan dari Rasulullah SAW mewahyukan doa ini. Ketika itu Rasulullah SAW menggunakan baju perang yang teramat berat dan menyakiti tubuhnya, kemudian beliau berdoa kepada Allah SWT, maka serta merta Allah SWT mengutus Jibril kepadanya dan menyampaikan:

“Wahai Muhammad, Tuhanmu menyampaikan salam untukmu dan memerintahkanmu untuk menanggalkan pakaian perangmu, sebagai gantinya menyuruhmu untuk membaca doa ini untuk keamananmu dan umatmu, barangsiapa yang membacanya di saat hendak keluar dari kediamannya atau membawanya, maka Allah SWT akan senantiasa menjaganya dan mewajibkan atasnya surga serta menjadikan amal-amalnya selalu memperoleh taufik-Nya. 

Barangsiapa yang membacanya seakan-akan ia membaca kitab suci yang empat (Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an) dan dari setiap hurufnya Allah memberi dua pasang bidadari dan dua buah rumah di surga dan memperoleh pula pahala yang pernah diperoleh Ibrahim, Musa, Isa. 

Dia juga akan memperoleh pahala para makhluk-Nya di dunia yang selalu menyembah-Nya, tidak pernah bermaksiat kepada-Nya walaupun dalam sekejap mata, dan yang telah pucat kulitnya karena sering menangis akibat dari rasa takut kepada Allah SWT dan tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah SWT, dan perjalanan matahari di negeri mereka adalah empat puluh hari.”

“Wahai Muhammad, Sesungguhnya di Baitul Ma’mur pada langit ketujuh, ada 70.000 malaikat yang setiap harinya keluar darinya dan tidak pernah kembali lagi sampai Hari Kiamat kelak.

Allah SWT akan memberi bagi mereka yang membaca doa ini pahala para malaikat itu dan pahala para mukminin di muka bumi. Barangsiapa yang menulisnya dan ditaruh di dalam rumahnya niscaya rumah tadi tidak akan dimasuki pencuri dan tidak akan terbakar. 

Barangsiapa yang menulis di atas kulit rusa dan membawanya, maka akan mendapatkan keamanan dari segala keburukan. Barangsiapa yang membacanya dan kemudian meninggal, maka akan dicatat sebagai syahid dan mendapat pahala 900.000 para syuhada Badar. 

Allah SWT juga akan senantiasa memandangnya dengan pandangan rahmat dan kasih saying dan mengabulkan setiap permohonannya. Barangsiapa yang membaca 90 kali dengan niat yang tulus, maka Allah SWT akan mengangkat segala macam penyakit seperti penyakit belang, lepra, atau gila sekalipun. 

Barangsiapa menulisnya di dalam gelas dengan kapur atau misik, lalu dicuci dan ditulis dia atas kain kafan seorang mayit, maka Allah SWT akan mengirimkan di dalam kuburnya seribu cahaya dan ia akan mendapatkan keselamatan dari Munkar dan Nakir dan Allah SWT akan mengangkat azab darinya serta akan mengirim 70.000 malaikat ke dalam kuburnya dengan membawa berita gembira surga untuknya dan menemaninya, membukakan pintu-pintu surga baginya dan melapangkan baginya kuburnya. 

Barangsiapa yang menulis dia atas kain kafannya, maka Allah malu untuk mengazabnya dengan api, dan sesungguhnya Allah SWT menulis doa ini di atas Arsy sebelum Dia menciptakan dunia 50.000 tahun. Barangsiapa membaca doa ini dengan niat yang tulus di awal bulan Ramadhan, maka Allah SWT akan memberinya pahala malam Lailatul-Qadr dan Allah SWT akan menciptakan 70.000 malaikat yang selalu bertasbih kepada-Nya mensucikan-Nya, dan menjadikan pahala malaikat tadi bagi mereka yang membaca doa ini.”

”Wahai Muhammad, barangsiapa yang membaca doa ini, maka tidak ada penghalang antara dia dan Allah SWT. Dan tidaklah ia meminta sesuatu kepada Allah SWT kecuali Allah SWT akan mengabulkannya dan Allah SWT akan mengirim 70.000 malaikat kepadanya di saat keluar dari kuburnya dan setiap malaikat akan tampak berbentuk cahaya yang keluar dari perutnya, yang terbuat dari mutiara sedang punggungnya dari batu zabarjad dan tonggak-tonggaknya terbuat dari batu yaqut. 

Pada setiap malaikat terdapat kubah yang memancarkan cahaya dan terdapat 400 pintu, setiap pintunya mempunyai kain yang terbuat dari sutera dan setiap kubah mempunyai 1.000 pelayan dan setiap pelayan mengenakan mahkota yang terbuat dari emas merah yang darinya tercium semerbak bau misik. 

Setelah itu Allah SWT mengirim kepadanya 70.000 malaikat, setiap malaikat memegang gelas yang terbuat dari mutiara putih yang di dalamnya terdapat minuman dari surga dan tertulis pada setiap gelasnya Tiada Tuhan selain Allah Yang Esa tidak ada sekutu baginya. Inilah hadiah dari Yang Maha Pencipta Pemilik Kemuliaan dan Kebesaran untuk hamba-Ku fulan bin fulan, kemudian Allah menyeru, “Wahai hamba-Ku masuklah ke dalam surga-Ku tanpa perhitungan.”

 —oOo—

Al-‘Allamah Al-Majlisi, penulis kitab Bihârul Anwâr (kitab hadis dan riwayat) yang terdiri dari 120 jilid, dalam kitabnya Zâdul Ma’âd ia mengatakan: Doa Jawsyan Kabir sangat dianjurkan untuk dibaca pada awal bulan Ramadhan, terutama pada malam-malam Al-Qadar. Doa ini terdiri dari 100 pasal, setiap pasal terdapat sepuluh Asma Allah, dan setiap akhir pasal membaca:



Subhanalloh Subhânaka yâ lâ ilâha illâ Anta alghawts-alghawts khallishnâ minan nâri yâ râbb

Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, lindungi kami, lindungi kami, selamatkan kami dari api neraka ya Rabb.

Doa ini telah disyarahi oleh seorang ulama besar dan filosuf isyraqi yaitu Mulla Hadi Sabzawari. Dalam kitab syarahnya disebutkan tentang keajaiban doa ini.

Semoga kita yang membacanya menemukan keajaiban doa ini sebagaimana yang disebutkan dalam kitab tersebut dan seperti orang-orang mukmin yang telah merasakannya.

PENJELASAN DOA JAWSYAN KABIR (2)

Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

Semoga rahmat ta’zhim Allah senantiasa tercurah kepada baginda Muhammad, seorang Nabi yang Ummiyy, dan kepada keluarganya serta sahabat-sahabatnya, wa ba’du.

Ini merupakan Benteng Agung yang diberi nama “Hirzul Jausyan Al-Kabir”. Semoga Allah memberikan manfaat dengan Hizib ini kepada umat Islam, amiin.

Hizib ini memuat 1001 Nama (Allah). Diriwayatkan dari Ja’far Ash-Shadiq berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Hizib ini mengandung rahasia-rahasia agung yang tidak dapat dijangkau akal-pikiran”.

Diriwayatkan dari Amirul Mu’minin (Sayyidina Ali ibn Abu Thalib), radhiyallahu ‘anhu wa karramallahu wajhah, ia berkata kepada putranya Al-Hasan: “Wahai, Putraku! Bersediakah engkau bila aku memberitahumu salah satu rahasia dari rahasia-rahasia kenabian?”
Al-Hasan menjawab: “Tentu, wahai Amirul Mu’minin”.

Sayyidina Ali berkata: “Malaikat Jibril ‘alaihis salam telah turun kepada Rasulullah SAW pada perang Uhud yang diberkahi. Hari itu adalah saat yang sangat panas, Nabi SAW membawa perisai yang amat berat sehingga beliau merasa tidak mampu membawa perisai tersebut karena suhu yang sangat panas. Kemudian beliau menengadahkan kepala ke langit dan berdoa kepada Allah SWT.

Beliau bersabda: “Tatkala aku berdoa kepada Allah SWT, aku melihat pintu-pintu langit terbuka dan turunlah Jibril As dan berkata:
“Wahai Rasulullah, (Allah) Yang Maha Luhur lagi Maha Tinggi menyampaikan Salam dan memberi kekhususan kepadamu dengan penghormatan dan kemulyaan serta berfirman kepadamu: “Aku memberimu doa yang agung, yaitu Doa Al-Jausyan”.

Kemudian aku bertanya: “Wahai saudaraku, Jibril! Doa yang agung ini khusus untukku atau untuk umatku secara umum?”

Jibril Menjawab: “Ini hadiah dari Allah SWT untukmu dan untuk umatmu semuanya”.
Lalu aku bertanya: “Apakah pahala yang diberikan dari doa ini?”

Kemudian Jibril menjawab: “Tidak ada yang mengetahuinya (dengan haqq) selain Allah SWT. Barang siapa membacanya dan membawanya ketika keluar dari rumahnya pada waktu pagi atau petang, atau pada waktu yang dikehendaki, maka diberilah ia pahala amal shaleh, (juga mendapat pahala) bagaikan membaca Taurat, Injil, Zabur dan Al-Qur`an yang agung. Akan tetapi jika yang membacanya adalah orang yang taat kepada Allah dan kepada Rasul-Nya serta menjauhi segala syahwat dan kesenangan”.

Lalu aku bertanya (lagi): “Dan apakah Allah akan memberikan semua pahala tersebut kepada setiap orang yang membaca doa yang agung ini?”

Jibril menjawab: “Iya. Bahkan Allah akan memberikan setiap huruf yang dibacanya dengan pahala dua bidadari yang bermata lentik didalam surga yang penuh perhiasan. Ditambah lagi, sebagai janji dari Allah, ketika telah selesai membaca doanya, Allah akan membangun untuknya sebuah istana di surga, dan Allah akan memberikan pahala yang setara dengan empat Nabi; yaitu Ibrahim, Musa, Isa dan Engkau wahai Muhammad”.

Aku bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! Pahala ini untuk orang yang membacanya atau membawanya?”

Jibril Menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya (ada suatu tempat/planet) di ujung barat yang tanahnya putih, didalamnya tinggal segolongan makhluk yang senantiasa menyembah kepada Allah dan tidak mendurhakai-Nya selamanya. Mereka sampai merobek-robek kulitnya karena menangis. 

Kemudian Allah mewahyukan kepada mereka: “Mengapa kalian takut dan tidak pernah berbuat durhaka sekejap mata pun”.

Mereka berkata: “Kami khawatir apabila Engkau murka kepada kami dan mengazab kami dengan api neraka”.

Nabi SAW bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! Apakah mereka anak keturunan Adam?”
Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Mereka tidak ada yang mengetahui bahwa Allah telah menciptakan Adam dan iblis. 

Di tempat mereka, matahari terbit setiap 40 hari sekali. Mereka tidak makan dan tidak minum. Dan sesungguhnya Allah akan memberikan pahala yang setara dengan ibadah (yang) mereka (lakukan) kepada orang yang memiliki doa ini, jika pemilik itu adalah orang yang beriman lagi tulus-bersih dari segala cela.

Rasulullah SAW bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! (apakah) Allah akan memberikan semua pahala ini?”

Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya Allah membangun sebuah rumah di langit keempat yang dinamakan Baitul Ma’mur. Setiap hari 70.000 Malaikat memasukinya dan keluar dari rumah itu seraya tidak kembali lagi sampai hari kiamat. 

Dan sesungguhnya Allah telah menjadikan bagi orang yang membaca doa yang agung ini, sedangkan ia adalah orang yang beriman lagi tulus, yang setara dengan pahala orang yang beriman laki-laki dan perempuan dari golongan jin dan manusia sejak saat mereka diciptakan oleh Allah sampai hari kiamat.

Jibril menambahkan: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya sebuah rumah yang bila didalamnya terdapat doa yang agung ini tidak akan terkena bencana selamanya. Dan barang siapa yang menulisnya pada kulit rusa dan mengalungkan (menempelkan) pada orang yang sakit, akan sembuh dengan izin Allah Ta’ala”.
Aku bertanya: “Wahai saudaraku Jibril! Keutamaan ini semuanya untuk orang yang memiliki doa ini?”

(Jibril menjawab): “Barang siapa membaca doa yang agung ini lalu mati, maka matinya adalah mati syahid dan dituliskan untuknya pahala 900.000 orang yang mati syahid di darat maupun di laut. (Dan jika) dibaca pada malam hari, Allah akan memberi ampunan dan memberinya segala apa yang diminta dari kebutuhan-kebutuhan dunia dan akhirat”.

Kemudian aku berkata: “Wahai saudaraku Jibril! Tambahkanlah (keterangan) kepadaku!”
Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Aku telah bertanya kepada saudaraku Malaikat Israfil tentang keutamaan doa yang agung ini. (Malaikat Israfil menjawab): “Allah Ta’ala berfirman:

“Demi keperkasaan-Ku, demi keagungan-Ku, demi kemurahan-Ku, demi kemulyaan-Ku. Barang siapa yang beriman kepada-Ku dan membenarkan Muhammad sebagai seorang Nabi dan membenarkan doa yang agung ini, Aku akan memberinya pahala yang tidak ada yang dapat menghitungnya kecuali Aku. Aku adalah Dzat yang bila Aku menghendaki sesuatu maka Aku berfirman kepadanya: “Jadi, maka terjadilah. Aku adalah Dzat yang bila Aku memberikan kepada salah satu hamba-Ku, Aku memberikan kepadanya dengan tanpa takaran, tanpa timbangan, dan tanpa hitungan. 

Dan jika salah satu hamba-Ku membaca doa yang agung ini, maka hilanglah kesusahan lahir dan kesusahan batin dengan izin Allah Ta’ala. Beruntunglah bagi orang yang membaca doa yang agung ini dan percaya kepada Allah dan Rasul-Nya dan percaya kepada doa yang agung ini. Dan celakalah bagi orang yang mengingkarinya lagi tidak mempercayainya dan tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya”.

Wahai, utusan Allah! barang siapa menulis doa ini di gelas yang terbuat dari kaca dengan kapur dan minyak misik (kesturi) kemudian membasuhnya dan memercikkan air itu ke kafan orang mati, Allah SWT akan menurunkan di dalam kuburnya 100.000 rahmat. Dan Allah akan menghilangkan dari padanya dari ketakutan kepada Malaikat Munkar dan Nakir. 

Dan memberikan keamanan dari siksa kubur. Dan Allah akan mengutus 70 Malaikat untuk si mayit didalam kuburnya. Setiap Malaikat membawa segenggam cahaya dan menaburkan cahaya itu kepadanya dan memberikan kabar gembira dengan surga. 

Dan para Malaikat itu berkata kepadanya: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memerintahkan kami untuk menemanimu di dalam kuburmu sampai hari kiamat”, dan Allah akan memberi keluasan kepadanya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. 

Dan Allah akan membukakan baginya pintu ke surga serta menidurkan di dalam kuburnya bagaikan pengantin dengan pasangannya. Dan Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya Aku merasa ‘segan’ kepada seorang hamba yang di kain kafannya ada doa ini”.
Jibril berkata: “Aku telah mendengar Allah Al-Bariy ‘Azza Wa Jalla berfirman: “Doa ini telah tertulis pada bubungan ‘Arsy, 5.000 tahun sebelum dunia diciptakan”. 

Dan barang siapa berdoa dengan doa ini maka disisi Allah tergolong orang yang syahid, baik syahid darat maupun syahid laut”.

Aku bertanya: “Wahai, saudaraku Jibril! apakah termasuk kedua-duanya (syahid darat dan syahid laut)?”

Jibril menjawab: “Wahai, Muhammad! Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya Allah Ta’ala menuliskan untuknya setara pahala 900 orang yang mati syahid baik syahid di darat maupun di laut”.

Jibril menambahkan: “Wahai, Muhammad! Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesunggunya bila doa ini dibaca di waktu malam, sungguh Allah Azza Wa Jalla akan menggenggam (jiwa) seseorang ketika tidurnya dan menjaganya serta memberinya segala apa yang di minta dari hajat dunia dan akhirat”.

Aku berkata: “Wahai, saudaraku Jibril! Tambahilah (keterangan) kepadaku”.
Jibril menjawab: “Demi Dzat Yang telah mengutusmu dengan Haqq sebagai Nabi. Sesungguhnya Aku telah bertanya kepada Allah Ta’ala tentang itu. Allah Azza Wa Jalla berfirman:

“Demi keperkasaan-Ku, demi keagungan-Ku, demi kemurahan-Ku, demi kemulyaan-Ku, dan tingginya keluhuran-Ku didalam kedudukan-Ku, dengan kekuasaan-Ku, sesungguhnya barang siapa yang beriman kepada-Ku dan percaya kepadamu dan percaya kepada doa ini dan pahalaNya, niscaya Aku akan memberinya kerajaan. 

Sesungguhnya Aku adalah Allah yang tidak akan berkurang perbendaharaan-Ku dan tidak akan musnah apa yang ada disisi-Ku. Walaupun Aku menjadikan surga untuk salah seorang dari hamba-Ku, tidak akan menjadi berkurang perbendaharaan-Ku”.

Dan barang siapa berdoa dengan doa ini disertai niat yang tulus lagi bersih dan tidak tercampur dengan keraguan (dibaca) pada awal dan akhir bulan Ramadhan dan pada setiap malam Jum’at, Allah Ta’ala akan memberinya pahala dengan 70.000 Malaikat di setiap penjuru langit dan 70.000 Malaikat di kota Madinah, dan (diberikan pula) 70.000 Malaikat di arah Barat. 

Setiap Malaikat mempunyai 20.000 kepala. Dan setiap kepala mempunyai 70.000 mulut. Dan setiap mulut mempunyai 70.000 lidah yang bertasbih kepada Allah Ta’ala dengan bahasa yang berbeda-beda. Dan menjadikan pahala mereka untuk orang yang membaca doa ini.

Wahai, Nabiyullah! Barang siapa berdoa dengan doa ini, tidak ada penghalang antara dia dengan Allah, dan tidak ada sesuatupun yang dicari (diminta) selain bahwa Allah akan memberikan kepadanya.

Wahai, Utusan Allah! Setiap hamba yang berdoa dengan doa ini, Allah akan mengutus baginya ketika keluar dari kuburnya dengan 70.000 Malaikat. Di setiap tangan Malaikat terdapat bendera dari cahaya dan (diutus pula) 70.000 pelayan laki-laki. 

Setiap pelayan mengendalikan kendaraan yang sangat bagus yang bagian dalamnya terbuat dari mutiara dan bagian luarnya terbuat dari batu permata hijau, dan motif hiasannya terbuat dari permata yakut merah. Di atas setiap kendaraan tersebut terdapat kubah (yang terbuat) dari cahaya. 

Di setiap kubah terdapat 400 pintu dengan tirai (yang terbuat) dari sutra tipis yang berkilauan. Di setiap kubah terdapat pelayan wanita yang juntaian rambutnya seharum minyak misik (kesturi). Diatas kepala setiap pelayan itu terdapat mahkota dari emas yang kemerahan.

Para Malaikat itu bertasbih kepada Allah Ta’ala, menyucikan-Nya, dan membaca tahlil kepada-Nya. Serta menjadikan pahala tasbih mereka, penyucian mereka, dan tahlil mereka untuk hamba yang beriman yang membaca serta berdoa dengan doa ini.

Setelah itu diutus pula 70.000 Malaikat dan setiap Malaikat membawa gelas piala yang terbuat dari mutiara putih. Di dalamnya terdapat empat jenis minuman, yaitu minuman dari air, minuman dari arak murni, minuman dari susu, dan minuman dari madu. Di setiap tutupnya terdapat sapu tangan yang bertuliskan:  Lâ ilâha illallâh wahdahu lâ syarîka lahu:


Dan di bawahnya terdapat cincin/materai sebagai hadiah dari Allah Al-Bariy kepada Fulan Bin Fulan yang senantiasa tekun dan teratur membaca doa ini. Dan pembaca doa ini berkedudukan di pelataran hari kiyamat. sampai-sampai seluruh makhluk memperhatikannya dan bertanya-tanya: “Nabi siapa ini?”

Sedangkan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan dan pembantu-pembantu yang berkendaraan sangat bagus serta para Malaikat mengelilingi dari depan dan belakangnya, mereka mengiring (mengawal) sampai dibawah ‘Arsy. Kemudian ada seruan dari arah (Allah) Ar-Rahman: “Wahai, hamba-Ku! Masuklah ke surga dengan tanpa hisab!”

Wahai, Utusan Allah! Siapapun hamba yang berdoa dengan doa ini Malaikat menjadi kelelahan dalam mencatat kebaikannya.

Aku bertanya: “Wahai, saudaraku Jibril! Balasan apa yang diberikan kepada orang yang berdoa dengan doa ini di awal dan akhir Ramadhan sebanyak tiga kali?”
Jibril menjawab: “Wahai, Muhammad! Sungguh Allah telah mengharamkan jasadnya tersentuh api neraka. Dan barang siapa berdoa dengan doa ini maka sesungguhnya baginya disisi Allah ketentuan dan kedudukan yang mulya. 

Dan barang siapa berdoa dengan doa ini, Allah mewakilkan Malaikat untuk menjaganya dari perbuatan maksiat, dan bertasbih kepada Allah, dan mengkuduskannya, dan menjaganya dari segala marabahaya. Dan membukakan baginya pintu-pintu surga yang tembus dengan pintu-pintu neraka. Dan selama ia hidup maka ia berada dalam perlindungan Allah Ta’ala, dan ketika wafatnya maka sungguh telah disediakan baginya apa-apa yang (dahulu)telah Kami tentukan kepadanya”.

Nabi SAW bersabda: “Berilah himbauan padaku tentang doa ini!”
Kemudian Jibril menjawab: “Takutlah kepada Allah… takutlah kepada Allah… Janganlah engkau mengajarkan doa ini kecuali kepada orang-orang yang beriman”.

Al-Husain ibn Ali ibn Abu Thalib karramallahu wajhah berkata: “Baginda Rasulullah mewasiatkan kepadaku untuk mengagungkan doa ini dan menjaganya.”

Kemudian Ali karramallahu wajhah wa radhiyallahu ‘anh berkata tentang hal ini: “Ada beberapa cerita tentang doa ini yang mengisahkan kecepatan terkabulnya permintaan. Dan doa ini memuat 1001 Nama yang telah dijadikan oleh Allah Ta’ala sebagai Perisai dan Pengaman bagi orang yang berdoa dengan doa ini dari perkara dunia dan akhirat, juga (doa ini adalah) obat”.

Nabi SAW bersabda: “Wahai, Ali! Ajarilah keluargamu dan teman-temanmu dan doronglah mereka (agar berdoa) dengan doa ini dan jadikanlah perantaraan kepada Allah Ta’ala dengan Nama-nama-Nya dan mengenal terhadap nikmat-nikmat-Nya, dan haramkan atas mereka jika mengajarkan doa itu kepada orang musyrik. Karena sesungguhnya tidak ada hajat yang diminta kepada Allah selain bahwa Allah akan memberikan kepadanya dan menjaganya dari apa-apa yang ditakutinya.

Nabi SAW bersabda: “Wahai, Ali! Saudaraku Jibril telah memberitahukan kepadaku tentang keutamaan doa ini, bahwa tidak ada yang mengetahui keutamaannya (dengan Haqq) selain Allah Ta’ala sendiri. Dan doa ini mengandung banyak khasiyat, sehingga kami meringkas penjelasannya karena khawatir memanjang-lebarkan. 

Maka, wahai orang yang memiliki hizib yang agung dan doa yang mustajab ini, berlaku atasmu bila engkau membacanya, (bahwa) walaupun setiap hari sekali, atau setiap Jum’at sekali, walaupun sekali tiap bulan, walaupun setiap tahun hanya sekali, dan sekalipun selama hidupmu hanya sekali: Jagalah dengan seksama. 

Karena sesungguhnya doa ini bermanfaat bagi orang yang membawanya atau membacanya dimanapun tempat yang dikehendakinya. Aku akan menuturkan kepadamu beberapa faedahnya ketika engkau membawanya dalam keadaan suci yang sempurna dan dengan niat yang tulus (bersih) dari keraguan. Karena sesungguhnya niat itu bermanfaat bagi yang memilikinya, sedangkan ikhlas lebih bermanfaat.

Doa ini bermanfaat untuk menguatkan rasa cinta-kasih, agar memudahkan dalam penerimaan sesuatu, untuk mengalahkan argumentasi lawan, untuk menghadapi hakim dan pemerintah, para sultan/pemimpin, para akuntan, untuk menghadapi musuh, untuk (keamanan) perjalanan siang dan malam, untuk menghindari sabetan pedang, tombak dan panah, untuk penyakit mata dan pandangan kabur, untuk membatalkan sihir, untuk melepaskan orang yang diikat, untuk melepaskan tawanan, dan melepaskan orang yang dipenjara. 

(Dan faedahnya lagi bagi) yang membaca doa ini dan membawanya akan dibebaskan dengan izin Allah Ta’ala. Juga untuk menghadapi ular kecil, kalajengking, ular besar, untuk menghindari anak panah, untuk menolak segala alat dari besi, untuk mendatangkan hajat, untuk orang hamil agar mudah melahirkan, untuk pengantin agar berseri-seri, untuk mencegah peluru, (dengan syarat) ketika membawanya dalam keadaan suci dan dengan niat yang tulus (bersih) dari keraguan.

Maka, wahai orang yang memiliki Hizib ini, pertahankanlah kesungguhanmu dan jagalah doa ini, maka Allah akan menjagamu jika engkau menjaganya. Dan sungguh telah lepas dari tanggunganku kepada tanggunganmu dan aku berkata: “Cukuplah Allah bagi kami, Sebaik-baik Wakil, dan cukuplah Dia bagiku, dan kepada-Nyalah aku berserah diri”.
Doa ini telah dituturkan dan dibaca penjelasannya dengan memuji Allah Ta’ala. Telah selesai penjelasan Hizib yang diberkahi ini yang dinamakan dengan “Hirzul Jausyan”.

 —oOo—

Penjelasan diatas kami terjemahkan dari Syarâh Al-Jawsyan oleh Syeikh Mahrus ‘Aly (1907-1985), terbitan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, cetakan 1423H/2002M. Dalam setiap akhir ayat membaca:



Subhânaka lâ ilâha illâ antal ghowtsul ghowtsul ghowts, khollishnâ minan nâri yâ robbi. (Maha Suci Engkau, tiada Tuhan kecuali Engkau, tolonglah, tolonglah, tolonglah, selamatkan kami dari api neraka wahai Tuhanku).
Inilah Doa nya Hirzul Jawsyan Kabir :

 JAWSYAN KABIR (1001 ASMA ALLAH)




 allôhumma innî as`aluka bismika: yâ allôhu, yâ rohmânu, yâ rohîmu, yâ karîmu, yâ muqîmu, yâ ‘azhîmu, yâ qodîmu, yâ ‘alîmu, yâ halîmu, yâ hakîmu. (1)
Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: wahai Allah, wahai Yang Maha Pengasih, wahai Yang Maha Penyayang, wahai Yang Maha Mulia, wahai Yang Maha Kokoh, wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Terdahulu, wahai Yang Maha Mengetahui, wahai Yang Maha Santun, wahai Yang Maha Bijaksana.



Yâ sayyidas sâdât, yâ mujîbad da’awât, yâ rôfi’ad darojât, yâ waliyyal hasanât, yâ ghôfirol khothî`ât, yâ mu’thiyal mas`alât, yâ qôbilat tawbât, yâ sâmi’al ashwât, yâ ‘âlimal khofiyyât, yâ dâfi’al baliyyât. (2)

Wahai Tuan semua tuan, wahai Yang Menjawab semua doa, wahai Yang Meninggikan semua derajat, wahai Yang Memiliki semua kebaikan, wahai Yang Mengampuni semua kesalahan, wahai Yang Memberi semua permintaan, wahai Yang Menerima semua taubat, wahai Yang Mendengar semua suara, wahai Yang Mengetahui semua yang tersembunyi, wahai Yang Menolak bala-bencana.


Yâ khoyrol ghôfirîn, yâ khoyrol fâtihîn, yâ khoyron nâshirîn, yâ khoyrol hâkimîn, yâ khoyror rôziqîn, yâ khoyrol wâritsîn, yâ khoyrol hâmidîn, yâ khoyrodz dzâkirîn, yâ khoyrol munzilîn, yâ khoyrol muhsinîn. (3) 

Wahai Yang Terbaik dari semua yang mengampuni, wahai Yang Terbaik dari semua yang memberi kemenangan, wahai Yang Terbaik dari semua yang memberi pertolongan, wahai Yang Terbaik dari semua yang menghakimi, wahai Yang Terbaik dari semua yang memberi rizki, wahai Yang Terbaik dari semua yang mewarisi, wahai Yang Terbaik dari semua yang memuji, wahai Yang Terbaik dari semua yang mengingat, wahai Yang Terbaik dari semua yang menurunkan sesuatu, wahai Yang Terbaik dari semua yang berbuat kebaikan.



Yâ man lahul ‘izzatu wal jamâl, yâ man lahul qudrotu wal kamâl, yâ man lahul mulku wal jalâl, yâ man huwal kabîrul muta’âl, yâ munsyi`as sahâbits tsiqôl, yâ man huwa syadîdul mihâl, yâ man huwa sarî’ul hisâb, yâ man huwa syadîdul ‘iqôb, yâ man ‘indahû husnuts tsawâb, yâ man ‘indahû ummul kitâb. (4) 

Wahai Yang bagi-Nyalah keperkasaan dan keindahan, wahai Yang bagi-Nyalah kekuasaan dan kesempurnaan, wahai Yang bagi-Nyalah kerajaan dan keagungan, wahai Dialah Yang Maha Besar lagi ditinggikan, wahai Yang Mengadakan awan yang bermuatan, wahai Dialah Yang Maha Keras tipu daya-Nya, wahai Dialah Yang Maha Cepat perhitungan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Keras hukuman-Nya, wahai Yang disisi-Nyalah pahala yang baik, wahai Yang disisi-Nyalah Induk Kitab.  


  

Allôhumma innî as`aluka bismika: yâ hannânu, yâ mannânu, yâ dayyânu, yâ burhânu, yâ sulthônu, yâ ridhwânu, yâ ghufrônu, yâ subhânu, yâ musta’ânu, yâ dzal manni wal bayân. (5)

Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: wahai Sang Pengasih, wahai Sang Pemurah, wahai Sang Pemenang, wahai Sang Pembukti, wahai Sang Sultan, wahai Yang Suka Meridhoi, wahai Yang Suka Mengampuni, wahai Yang Maha Suci, wahai Yang Dimintai pertolongan, wahai Sang Pemilik kemurahan dan penjelasan. 



 Yâ man tawâdho’a kullu syay`in li’azhomatihi, yâ manistaslama kullu syay`in liqudrotihi, yâ man dzalla kullu syay`in li’izzatihi, yâ man khodho’a kullu syay`in lihaybatihi, yâ maninqôda kullu syay`in min khosy-yatihi, yâ man tasyaqqoqotil jibâlu min makhôfatihi, yâ man qômatis samâwâtu bi-amrihi, yâ manistaqorrotil ardhûna bi-idznihi, yâ man yusabbihur ro’du bihamdihi, yâ man lâ ya’tadî ‘alâ ahli mamlakatihi. (6)

Wahai Yang segala sesuatu tunduk dalam keagungan-Nya, wahai Yang segala sesuatu pasrah dalam kekuasaan-Nya, wahai Yang segala sesuatu takluk dalam keperkasaan-Nya, wahai Yang segala sesuatu merendah dalam kehebatan-Nya, wahai Yang segala sesuatu merunduk karena takut kepada-Nya, wahai Yang semua gunung terbelah karena takut kepada-Nya, wahai Yang semua langit tegak dengan perintah-Nya, wahai Yang semua bumi terhampar dengan izin-Nya, wahai Yang petir bertasbih dengan puji-pujian-Nya, wahai Yang tidak menzalimi penghuni kerajaan-Nya.



 Yâ ghôfirol khothôyâ, yâ kâsyifal balâyâ, yâ muntahar rojâyâ, yâ mujzilal ‘athôyâ, yâ wâhibal hadâyâ, yâ rôziqol barôyâ, yâ qôdhiyal manâyâ, yâ sâmi’asy syakâyâ, yâ bâ’itsal barôyâ, yâ muthliqol usâro. (7)

Wahai Yang Mengampuni semua kesalahan, wahai Yang Menghilangkan segala bala’-bencana, wahai Yang Akhir dari semua harapan, wahai Yang Melimpahkan pemberian, wahai Yang Mencurahkan semua karunia, wahai Yang Pemberi rizki semua makhluk, wahai Yang Menunaikan semua harapan, wahai Yang Mendengar semua pengaduan, wahai Yang Membangkitkan manusia, wahai Yang Membebaskan semua tawanan.



Yâ dzal hamdi wats tsanâ`i, yâ dzal fakhri wal bahâ`i, yâ dzal majdi was sanâ`i, yâ dzal ‘ahdi wal wafâ`i, yâ dzal ‘afwi war ridhô`i, yâ dzal manni wal ‘athô`i, yâ dzal fadhli wal qodhô`i, yâ dzal ‘izzi wal baqô`i, yâ dzal jûdi was sakhô`i, yâ dzal âlâ`i wan na’mâ`i. (8)

Wahai Yang Memiliki segala puja dan puji, wahai Yang Memiliki keagungan dan kebesaran, wahai Yang Memiliki kemuliaan dan cahaya, wahai Yang Memiliki janji dan kesetian, wahai Yang Memiliki pengampuan dan ridha, wahai Yang Memiliki karunia dan pemberian, wahai Yang Memiliki keutamaan dan ketentuan, wahai Yang Memiliki kemuliaan dan keabadian, wahai Yang Memiliki kedermawanan dan kasih sayang, wahai Yang Memiliki semua karunia dan kenikmatan. 



 Allôhumma innî as`aluka bismika: yâ mâni’u, yâ dâfi’u, yâ rôfi’u, yâ shôni’u, yâ nâfi’u, yâ sâmi’u, yâ jâmi’u, yâ syâfi’u, yâ wâsi’u, yâ mûsi’u. (9)

Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Pencegah, wahai Sang Pemenang, wahai Sang Pengangkat, wahai Sang Pembuat, wahai Sang Pemberi manfaat, wahai Sang Pendengar, wahai Sang Pengumpul, wahai Sang Penolong, wahai Sang Pengluas, wahai Sang Pemberi keluasan.


Yâ shôni’a kulli mashnû’in, yâ khôliqo kulli makhlûqin, yâ rôziqo kulli marzûqin, yâ mâlika kulli mamlûkin, yâ kâsyifa kulli makrûbin, yâ fârija kulli mahmûmin, yâ rôhima kulli marhûmin, yâ nâshiro kulli makhdzûlin, yâ sâtiro kulli ma’yûbin, yâ malja`a kulli mathrûdin. (10)

Wahai Sang Pembuat semua yang dibuat, wahai Sang Pencipta semua yang dicipta, wahai Sang Pemberi semua yang diberikan, wahai Sang Pemilik semua yang dimiliki, wahai Sang Penghapus semua yang terbebani, wahai Yang Melonggarkan semua duka, wahai Sang Penyayang semua yang disayang, wahai Sang Penolong semua yang terlantar, wahai Sang Penutup semua yang tercela, wahai Tempat berlindung semua yang terusir.      


Yâ ‘uddatiy ‘inda siddatî, yâ rojâ`î ‘inda mushîbatî, yâ mû`nisî ‘inda wakhsyatî, yâ shôhibî ‘inda ghurbatî, yâ waliyyî ‘inda ni’matî, yâ ghiyâtsî ‘inda kurbatî, yâ dalîlî ‘inda hayrotî, yâ ghonâ`î ‘indaftiqôrî, yâ malja`î indadhthirôrî, yâ mu’înî ‘inda mafza’î. (11)

Wahai Pembelaku dalam kesulitanku, wahai Harapanku dalam musibahku, wahai Penghiburku dalam kesepianku, wahai Sahabatku dalam keterasinganku, wahai kekasihku dalam nikmatku, wahai Penolongku dalam kesusahanku, wahai Pembimbingku dalam kebingunganku, wahai Kekayaanku dalam kefakiranku, wahai Sandaranku dalam kesengsaraanku, wahai Penolongku dalam pencarian perlindunganku.



Yâ ‘allâmal ghuyûb, yâ ghoffârodz dzunûb, yâ sattârol ‘uyûb, yâ kâsyifal kurûb, yâ muqollibal qulûb, yâ thobîbal qulûb, yâ munawwirol qulûb, yâ anîsal qulûb, yâ mufarrijal humûm, yâ munaffisal ghumûm. (12)

Wahai Yang Mengetahui semua keghaiban, wahai Yang Mengampuni dosa-dosa, wahai Yang Menutupi aib-aib, wahai Yang Menghilangkan beban-derita, wahai Yang Membolak-balikkan hati, wahai Sang dokter semua hati, wahai Yang Menerangi semua hati, wahai Yang Melembutkan semua hati, wahai Yang Menyingkapkan semua kesedihan, wahai Yang membuka tabir kegelapan.


Allôhumma innî as`aluka bismika: yâ jalîlu, yâ jamîlu, yâ wakîlu, yâ kafîlu, yâ dalîlu, yâ qobîlu, yâ mudîlu, yâ munîlu, yâ muqîlu, yâ muhîlu. (13)

Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Agung, wahai Yang Maha Indah, wahai Yang Maha Mewakili, wahai Sang Penjamin, wahai Sang Penuntun, wahai Sang Penerima, wahai Sang Pemenang, wahai Sang Pemberi, wahai Sang Pembangkit, wahai Sang Pengubah.



Yâ dalîlal mutahayyirîn, yâ ghiyâtsal mustaghîtsîn, yâ shorîkhol mustashrihîn, yâ jârol mustajîrîn, yâ amânal khô`ifîn, yâ ‘awnal mu`minîn, yâ rôhimal masâkîn, yâ malja`al ‘âshîn, yâ ghôfirol mudznibîn, yâ mujîba da’watil mudhthorrîn. (14)

Wahai Yang Menuntun orang-orang yang bingung, wahai Yang Menolong orang-orang yang minta pertolongan, wahai Yang Menjawab orang-orang yang minta bantuan, wahai Yang Melindungi orang-orang yang minta perlindungan, wahai Yang Mengamankan orang-orang yang ketakutan, wahai Yang Menolong orang-orang beriman, wahai Yang Menyayangi orang-orang miskin, wahai tempat berlindung orang-orang yang bermaksiat, wahai Yang Mengampuni orang-orang yang berdosa, wahai Yang Menjawab doa orang-orang yang sengsara.



Yâ dzal jûdi wal ihsâni, yâ dzal fadhli wal imtinâni, yâ dzal amni wal amâni, yâ dzal qudsi was sub-hâni, yâ dzal hikmati wal bayâni, yâ dzar rohmati war ridhwâni, yâ dzal hujjati wal burhâni, yâ dzal ‘azhomati was sulthôni, yâ dzar ro`fati wal musta’âni, yâ dzal ‘afwi wal ghufrôni. (15)

Wahai Yang Memiliki kedermawanan kebaikan, wahai Yang Memiliki karunia dan anugerah, wahai Yang Memiliki keamanan dan pengamanan, wahai Yang Memiliki kesucian dan kesempurnaan, wahai Yang Memiliki hikmah dan penjelasan, wahai Yang Memiliki rahmat dan keridhaan, wahai Yang Memiliki argumen dan penjelasan, wahai Yang Memiliki keagungan dan kekuasaan, wahai Yang Memiliki kasih-sayang dan pertolongan, wahai Yang Memiliki maaf dan pengampunan.



Yâ man huwa robbu kulli syay`in, yâ man huwa ilâhu kulli syay`in, yâ man huwa khôliqu kulli syay`in, yâ man huwa shôni’u kulli syay`in, yâ man huwa qobla kulli syay`in, yâ man huwa ba’da kulli syay`in, yâ man huwa fawqo kulli syay`in, yâ man huwa ‘âlimun bikulli syay`in, yâ man huwa qôdirun ‘alâ kulli syay`in, yâ man huwa yabqô wa yafnâ kullu syay`in. (16)

Wahai Dialah Pengatur segala sesuatu, wahai Dialah Tuhan segala sesuatu, wahai Dialah Pencipta segala sesuatu, wahai Dialah Pembuat segala sesuatu, wahai Dialah Yang ada sebelum segala sesuatu, wahai Dialah Yang ada sesudah segala sesuatu, wahai Dialah Yang diatas segala sesuatu, wahai Dialah Yang Mengetahui segala sesuatu, wahai Dialah Yang Berkuasa atas segala sesuatu, wahai Dialah Yang Kekal setelah musnah segala sesuatu.


  

Allôhumma innî as`aluka bismika: yâ mu`minu, yâ muhayminu, yâ mukawwinu, yâ mulaqqinu, yâ mubayyinu, yâ muhawwinu, yâ mumakkinu, yâ muzayyinu, yâ mu’linu, yâ muqossimu. (17)

Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Memberi rasa aman, wahai Yang Maha Mencinta, wahai Yang Maha Menyusun, wahai Yang Maha Membimbing, wahai Yang Maha Menjelaskan, wahai Yang Maha Memudahkan, wahai Yang Maha Mengokohkan, wahai Yang Maha Menghias, wahai Yang Maha Membentuk, wahai Yang Maha Membagi.


  

Yâ man huwa fî mulkihi muqîmun, yâ man huwa fî sulthônihi qodîmun, yâ man huwa fî jalâlihi ‘azhîmun, yâ man huwa ‘alâ ‘ibâdihi rohîmun, yâ man huwa bikulli syay`in ‘alîmun, yâ man huwa biman ‘ashôhû halîmun, yâ man huwa biman rojâhû karîmun, yâ man huwa fî shun’ihi hakîmun, yâ man huwa fî hikmatihi lathîfun, yâ man huwa fî luthfihi qodîmun. (18)

Wahai Dialah Yang Kekal dalam kerajaan-Nya, wahai Dialah Yang Terdahulu dalam kekuasaan-Nya, wahai Dialah Yang Agung dalam kebesaran-Nya, wahai Dialah Yang Penyayang kepada semua hamba-Nya, wahai Dialah Yang Mengetahui segala sesuatu, wahai Dialah Yang (tetap) Menyantuni orang-orang yang mendurhakai-Nya, wahai Dialah Yang Dermawan kepada orang yang berharap kepada-Nya, wahai Dialah Yang Bijaksana dalam ciptaan-Nya, wahai Dialah Yang Lembut dalam kebijaksanaan-Nya, wahai Dialah Yang Terdahulu dalam kelembutan-Nya.


  

Yâ man lâ yurjâ illâ fadhluhu, yâ man lâ yus`alu illâ ‘afwuhu, yâ man lâ yunzhoru illâ birruhu, yâ man lâ yukhôfu illâ ‘adluhu, yâ man lâ yadûmu illâ mulkuhu, yâ man lâ sulthôna illâ sulthônuhu, yâ man wasi’at kulla syay`in rohmatuhu, yâ man sabaqot rohmatuhû ghodhobahu, yâ man ahâtho bikulli syay`in ‘ilmuhu, yâ man laysa ahadun mitslahu. (19)

Wahai Yang tidak diharapkan kecuali karunia-Nya, wahai Yang tidak dimohon kecuali maaf-Nya, wahai Yang tidak dipandang kecuali kebaikan-Nya, wahai Yang tidak ditakuti kecuali keadilan-Nya, wahai Yang tidak ada yang abadi kecuali kerajaan-Nya, wahai Yang tidak ada kekuasaan kecuali kekuasaan-Nya, wahai Yang rahmat-Nya meliputi segala sesuatu, wahai Yang rahmat-Nya mendahului murka-Nya, wahai Yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, wahai Yang tak ada seorangpun yang menyerupai-Nya.


Yâ fârijal hammi, yâ kâsyifal ghommi, yâ ghôfirodz dzanbi, yâ qôbilat tawbi, yâ khôliqol kholqi, yâ shôdiqol wa’di, yâ mûfiyal ‘ahdi, yâ ‘âlimas sirri, yâ fâliqol habbi, yâ rôziqol anâmi. (20)

Wahai Yang Membahagiakan duka, wahai Yang Menghilangkan derita, wahai Yang Mengampuni dosa, wahai Yang Menerima taubat, wahai Yang Mencipta makhluk, wahai Yang Menepati janji, wahai Yang Memenuhi janji, wahai Yang Mengetahui rahasia, wahai Yang Membelah benih, wahai Yang Memberi rizki makhluk hidup.



Allôhumma innî as`aluka bismika: yâ ‘aliyyu, yâ wafiyyu, yâ ghoniyyu, yâ maliyyu, yâ hafiyyu, yâ rodhiyyu, yâ zakiyyu, yâ badiyyu, yâ qowiyyu, yâ waliyyu. (21)

Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Tinggi, wahai Yang Maha Menepati, wahai Yang Maha Kaya, wahai Yang Maha Memenuhi, wahai Yang Maha Setia, wahai Yang Maha Meridhoi, wahai Yang Maha Suci, wahai Yang Maha Tampak, wahai Yang Maha Kuat, wahai Yang Maha Memimpin.
  


Yâ man azh-harol jamîl, yâ man satarol qobîh, yâ man lam yu`âkhidz bil-jarîroh, yâ man lam yahtikis sitro, yâ ‘azhîmal ‘afwi, yâ hasanat tajâwuz, yâ wâsi’al maghfiroh, yâ bâsithol yadayni birrohmah, yâ shôhiba kulli najwa, yâ muntahâ kulli syakwa. (22)

Wahai Yang Menampakkan keindahan, wahai Yang Menutupi keburukan, wahai Yang tidak (lekas) menghukum yang salah, wahai Yang tidak mengoyak tabir, wahai Yang Amat besar maaf-Nya, wahai Yang Maha Baik dan Bijaksana, wahai Yang Maha Luas ampunan-Nya, wahai Yang Membentangkan kekuasaan dengan kasih sayang, wahai Pemilik segala bisik-rahasia, wahai Tujuan akhir dari segala pengaduan. 



  

Yâ dzan ni’matis sâbighoh, yâ dzar rohmatil wâsi’ah, yâ dzal minnatis sâbiqoh, yâ dzal hikmatil bâlighoh, yâ dzal qudrotil kâmilah, yâ dzal hujjatil qôthi’ah, yâ dzal karômatizh zhôhiroh, yâ dzal ‘izzatid dâ`imah, yâ dzal quwwatil matînah, yâ dzal ‘azhomatil manî’ah. (23)

Wahai Sang Pemilik nikmat yang sempurna, wahai Sang Pemilik kasih yang luas, wahai Sang Pemilik anugerah yang terdahulu, wahai Sang Pemilik kebijaksanaan yang paripurna, wahai Sang Pemilik kekuasaan yang sempurna, wahai Sang Pemilik bukti yang mematikan, wahai Sang Pemilik kemuliaan yang nyata, wahai Sang Pemilik keperkasaan yang abadi, wahai Sang Pemilik kekuatan yang kokoh, wahai Sang Pemilik keagungan yang tak terkalahkan.



Yâ badî’as samâwât, yâ jâ’ilazh zhulumât, yâ rôhimal ‘abarôt, yâ muqîlal ‘atsarôt, yâ sâtirol ‘awrôt, yâ muhyiyal amwât, yâ munzilal âyât, yâ mudho’’ifal hasanât, yâ mâhiyas sayyi`ât, yâ syadîdan naqimât. (24)

Wahai Yang Memulai penciptaan langit, wahai Yang Menjadikan kegelapan, wahai Yang Menyayangi orang-orang yang mencucurkan air mata, wahai Yang Memaafkan kesalahan, wahai Yang Menutupi perkara-perkara yang memalukan, wahai Yang Menghidupkan apapun yang mati, wahai Yang Menurunkan ayat-ayat (tanda-tanda), wahai Yang Melipatgandakan kebaikan, wahai Yang Menghapus keburukan, wahai Yang sangat keras siksa-Nya.



Allôhumma innî as`aluka bismika: yâ mushowwiru, yâ muqoddiru, yâ mudabbiru, yâ muthohhiru, yâ munawwiru, yâ muyassiru, yâ mubasysyiru, yâ mundziru, yâ muqoddimu, yâ mu`akhkhiru. (25)

Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Membentuk, wahai Yang Menentukan, wahai Yang Mengatur, wahai Yang Membersihkan, wahai Yang Menerangi, wahai Yang Memudahkan, wahai Yang Mengabarkan kegembiraan, wahai Yang Memperingatkan, wahai Yang Mendahului, wahai Yang Mengakhiri. 



Yâ robbal baytil harôm, yâ robbasy syahril harôm, yâ robbal baladil harôm, yâ robbar rukni wal maqôm, yâ robbal masy’aril harôm, yâ robbal masjidil harôm, yâ robbal hilli wal-harôm, yâ robban nûri wazh zholâm, yâ robbat tahiyyati was salâm, yâ robbal qudroti fil anâm. (26)

Wahai Tuhan Pemilik rumah yang suci, wahai Tuhan Pemilik bulan yang suci, wahai Tuhan Pemilik negeri yang suci, wahai Tuhan Pemilik rukun (Yamani) dan maqam (Ibrahim), wahai Tuhan Pemilik Masy’aril haram, wahai Tuhan Pemilik Masjidil Haram, wahai Tuhan Pemilik halal dan haram, wahai Tuhan Pemilik cahaya dan kegelapan, wahai Tuhan Yang Memberi kedamaian dan keselamatan, wahai Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua makhluk-Nya. 


Yâ ahkamal hâkimîn, yâ a’dalal ‘âdilîn, yâ ashdaqosh shôdiqîn, yâ ath-haroth thôhirîn, yâ ahsanal khôliqîn, yâ asro’al hâsibîn, yâ asma’as sâmi’în, yâ abshoron nâzhirîn, yâ asyfa’asy syâfi’în, yâ akromal akromîn. (27)

Wahai Yang Paling Bijaksana dari semua yang bijaksana, wahai Yang Paling Adil dari semua yang adil, wahai Yang Paling Benar dari semua yang benar, wahai Yang Paling Bersih dari semua yang bersih, wahai Yang Paling Indah penciptaan-Nya, wahai Yang Paling Cepat perhitungan-Nya, wahai Yang Paling Mendengar dari semua yang mendengar, wahai Yang Paling Melihat dari semua yang memperhatikan, wahai Yang Paling Membela dari semua yang membela, wahai Yang Paling Mulia dari semua yang mulia.



Yâ ‘imâda man lâ ‘imâda lahu, yâ sanada man lâ sanada lahu, yâ dzukhro man lâ dzukhro lahu, yâ hirza man lâ hirza lahu, yâ ghiyâtsa man lâ ghiyâtsa lahu, yâ fakhro man lâ fakhro lahu, yâ ‘izza man lâ ‘izza lahu, yâ mu’îna man lâ mu’îna lahu, yâ anîsa man lâ anîsa lahu, yâ amâna man lâ amâna lahu. (28)

Wahai Tiang orang yang tak punya tiang, wahai Sandaran orang yang tak punya sandaran, wahai Simpanan orang yang tak punya simpanan, wahai Pelindung orang yang tak punya perlindungan, wahai Penolong orang yang tak punya pertolongan, wahai Kebanggaan orang yang tak punya kebanggaan, wahai Kemuliaan orang yang tak punya kemuliaan, wahai Penolong orang yang tak punya pertolongan, wahai Penghibur orang yang tak punya penghibur, wahai Keamanan orang yang tak punya keamanan.



Allôhumma innî as`aluka bismika: yâ ‘âshimu, yâ qô`imu, yâ dâ`imu, yâ rôhimu, yâ sâlimu, yâ hâkimu, yâ ‘âlimu, yâ qôsimu, yâ qôbidhu, yâ bâsithu. (29)

Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Penjaga, wahai Sang Pengawas, wahai Yang Kekal, wahai Sang Penyayang, wahai Sang Penyelamat, wahai Sang Hakim, wahai Sang Pengabar, wahai Sang Pembagi, wahai Sang Penggenggam, wahai Sang Pembentang.



Yâ ‘âshima manista’shomahu, yâ rôhima manistarhamahu, yâ ghôfiro manistaghfarohu, yâ nâshiro manistanshorohu, yâ hâfizho manistahfazhohu, yâ mukrima manistakromahu, yâ mursyida manistarsyadahu, yâ shorîkho manistashrokhohu, yâ mu’îna manista’ânahu, yâ mughîtsa manistaghôtsahu. (30)

Wahai Pelindung bagi yang memohon perlindungan-Nya, wahai Pengasih bagi yang memohon kasih-sayang-Nya, wahai Pengampun bagi yang memohon pengampunan-Nya, wahai Penolong bagi yang memohon pertolongan-Nya, wahai Penjaga bagi yang memohon penjagaan-Nya, wahai Yang Memuliakan bagi yang memohon kemuliaan-Nya, wahai Pembimbing bagi yang memohon bimbingan-Nya, wahai Penolong bagi yang menjerit memohon pertolongan-Nya, wahai Yang Membantu bagi yang memohon bantuan-Nya, wahai Pencurah bagi yang memohon curahan-Nya. 



 

Yâ ‘azîzan lâ yudhôm, yâ lathîfan lâ yurôm, yâ qoyyûman lâ yanâm, yâ dâ`iman lâ yafût, yâ hayyan lâ yamût, yâ malikan lâ yazûl, yâ bâqiyan lâ yafnâ, yâ ‘âliman lâ yajhal, yâ shomadan lâ yuth’am, yâ qowiyyan lâ yadh’uf. (31)

Wahai Yang Maha Mulia tak pernah terhinakan, wahai Yang Maha Lembut tak pernah hancur, wahai Yang Maha Mengawasi tak pernah tidur, wahai Yang Abadi tak pernah punah, wahai Yang Hidup tak pernah mati, wahai Yang Maha Kuasa tak pernah binasa, wahai Yang Maha Kekal tak pernah fana’, wahai Yang Maha Mengetahui tak pernah bodoh, wahai Tempat bergantung yang tak pernah membutuhkan makan, wahai Yang Maha kuat tak pernah terlemahkan.  


Allôhumma innî as`aluka bismika: yâ ahadu, yâ wâhidu, yâ syâhidu, yâ mâjidu, yâ hâmidu, yâ rôsyidu, yâ bâ’itsu, yâ wâritsu, yâ dhôrru, yâ nâfi’u. (32)

Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Tunggal, wahai Yang Maha Esa, wahai Yang Maha Menyaksikan, wahai Yang Maha Luhur, wahai Yang Maha Memuji, wahai Yang Maha Membimbing (kepada kebenaran), wahai Yang Maha Membangkitkan, wahai Yang Maha Mewariskan, wahai Yang Maha Memberi bahaya, wahai Yang Maha Memberi kemanfaatan.



Yâ a’zhoma min kulli ‘azhîmin, yâ akroma min kulli karîmin, yâ arhama min kulli rohîmin, yâ a’lama min kulli ‘alîmin, yâ ahkama min kulli hakîmin, yâ aqdama min kulli qodîmin, yâ akbaro min kulli kabîrin, yâ althofa min kulli lathîfin, yâ ajalla min kulli jalîlin, yâ a’azza min kulli ‘azîzin. (33)

Wahai Yang Paling Agung dari segala yang teragung, wahai Yang Paling Mulia dari segala yang termulia, wahai Yang Paling Penyayang dari segala yang penyayang, wahai Yang Paling Mengetahui dari segala yang mengetahui, wahai Yang Paling Bijaksana dari segala yang bijaksana, wahai Yang Paling Terdahulu dari segala yang terdahulu, wahai Yang Paling Besar dari segala yang terbesar, wahai Yang Paling Lembut dari segala yang terlembut, wahai Yang Paling Hebat dari segala yang hebat, wahai Yang Paling Perkasa dari segala yang perkasa.


 

Yâ karîmash shof-hi, yâ ‘azhîmal manni, yâ katsîrol khoyri, yâ qodîmal fadhli, yâ dâ`imal luthfi, yâ lathîfash shun’iy, yâ munaffisal karbi, yâ kâsyifadh dhurri, yâ mâlikal mulki, yâ qôdhiyal haqqi. (34)

Wahai Yang Mulia ampunan-Nya, wahai Yang Agung karunia-Nya, wahai Yang Banyak kebaikan-Nya, wahai Yang Terdahulu keutamaan-Nya, wahai Yang Langgeng kelembutan-Nya, wahai Yang Lembut perbuatan-Nya, wahai Yang Meringankan kedukaan, wahai Yang Melenyapkan bahaya, wahai Sang Raja Diraja, wahai Yang Menentukan kebenaran.


Yâ man huwa fî ‘ahdihi wafiyyun, yâ man huwa fî wafâ`ihi qowiyyun, yâ man huwa fî quwwatihi ‘aliyyun, yâ man huwa fî ‘uluwwihi qorîbun, yâ man huwa fî qurbihi lathîfun, yâ man huwa fî luthfihi syarîfun, yâ man huwa fî syarofihi ‘azîzun, yâ man huwa fî ‘izzihi ‘azhîmun, yâ man huwa fî ‘azhomatihi majîdun, yâ man huwa fî majdihi hamîdun. (35)

Wahai Dialah Yang Menepati janji-Nya, wahai Dialah Yang Kuat dalam menepati janji-Nya, wahai Dialah Yang Maha Tinggi kekuatan-Nya, wahai Dialah Yang Dekat ketinggian-Nya, wahai Dialah Yang Maha Lembut kedekatan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Mulia kelembutan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Perkasa kemuliaan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Agung keperkasaan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Luhur keagungan-Nya, wahai Dialah Yang Maha Terpuji keluhuran-Nya. 



Allôhumma innî as`aluka bismika: yâ kâfî, yâ syâfî, yâ wâfî, yâ mu’âfî, yâ hâdî, yâ dâ’î, yâ qôdhî, yâ rôdhî, yâ ‘âlî, yâ bâqî. [36]

Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Yang Maha Mencukupi, wahai Yang Maha Menyembuhkan, wahai Yang Maha Memenuhi janji, wahai Yang Maha Memaafkan, wahai Yang Maha Memberi petunjuk, wahai Yang Maha Menyeru, wahai Yang Maha Menentukan, wahai Yang Maha Meridhoi, wahai Yang Maha Tinggi, wahai Yang Maha Kekal.



Yâ man kullu syay`in khôdhi’un lahu, yâ man kullu syay`in khôsyi’un lahu, yâ man kullu syay`in kâ`inun lahu, yâ man kullu syay`in mawjûdun bihi, yâ man kullu syay`in munîbun ilayhi, yâ man kullu syay`in khô`ifun minhu, yâ man kullu syay`in qô`imun bihi, yâ man kullu syay`in shô`irun ilayhi, yâ man kullu syay`in yusabbihu bihamdihi, yâ man kullu syay`in hâlikun illâ wajhahu. [37]

Wahai Yang segala sesuatu takluk kepada-Nya, wahai Yang segala sesuatu tunduk kepada-Nya, wahai Yang segala sesuatu ada karena-Nya, wahai Yang segala sesuatu wujud dengan-Nya, wahai Yang segala sesuatu kembali kepada-Nya, wahai Yang segala sesuatu takut oleh-Nya, wahai Yang segala sesuatu tegak dengan-Nya, wahai Yang segala sesuatu menuju kepada-Nya, wahai Yang segala sesuatu bertasbih memuji-Nya, wahai Yang segala sesuatu musnah kecuali  Wajah (Dzat)-Nya.


Yâ man lâ mafarro illâ ilayhi, yâ man lâ mafza’a illâ ilayhi, yâ man lâ maqshoda illâ ilayhi, yâ man lâ manjâ minhû illâ ilayhi, yâ man lâ yurghobu illâ ilayhi, yâ man lâ hawla walâ quwwata illâ bihi, yâ man lâ yusta’ânu illâ bihi, yâ man lâ yutawakkalu illâ ‘alayhi, yâ man lâ yurjâ illâ huwa, yâ man lâ yu’badu illâ huwa. [38]

Wahai Yang tiada tempat berlari kecuali kepada-Nya, wahai Yang tiada tempat berlindung kecuali kepada-Nya, wahai Yang tiada tempat yang dituju kecuali pada-Nya, wahai Yang tiada diselamatkan kecuali oleh-Nya, wahai Yang tiada diinginkan kecuali Dia, wahai Yang tiada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya, wahai Yang tiada dimohon pertolongan kecuali Dia, wahai Yang tiada tempat berserah diri kecuali kepada-Nya, wahai Yang tiada diharapkan kecuali Dia, wahai Yang tiada disembah kecuali Dia.
  


Yâ khoyrol marhûbîn, yâ khoyrol marghûbîn, yâ khoyrol mathlûbîn, yâ khoyrol mas`ûlîn, yâ khoyrol maqshûdîn, yâ khoyrol madzkûrîn, yâ khoyrol masykûrîn, yâ khoyrol mahbûbîn, yâ khoyrol mad’uwwîn, yâ khoyrol musta`nisîn. [39]

Wahai Sebaik-baik dari semua yang diharapkan, wahai Sebaik-baik dari semua yang diinginkan, wahai Sebaik-baik dari semua yang dicari, wahai Sebaik-baik dari semua yang dimintai, wahai Sebaik-baik dari semua yang dimaksud, wahai Sebaik-baik dari semua yang diingat, wahai Sebaik-baik dari semua yang disyukuri, wahai Sebaik-baik dari semua yang dicintai, wahai Sebaik-baik dari semua yang diseru, wahai Sebaik-baik dari semua yang disukai.


Allôhumma innî as`aluka bismika: yâ ghôfiru, yâ sâtiru, yâ qôdiru, yâ qôhiru, yâ fâthiru, yâ kâsiru, yâ jâbiru, yâ dzâkiru, yâ nâzhiru, yâ nâshiru. [40]

Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Pengampun, wahai Sang Penutup, wahai Sang Penentu, wahai Sang Penakluk, wahai Sang Pencipta, wahai Sang Pemecah, wahai Sang Penghimpun kembali, wahai Sang Penyebut, wahai Sang Pemirsa, wahai Sang Penolong.



Yâ man kholaqo fasawwâ, yâ man qoddaro fahadâ, yâ man yaksyiful balwâ, yâ man yasma’un najwâ, yâ man yunqidzul ghorqô, yâ man yunjil halkâ, yâ man yasyfil mardhô, yâ man adh-haka wa abkâ, yâ man amâta wa ahyâ, yâ man kholaqoz zawjaynidz dzakaro wal untsâ. [41]

Wahai Yang Menciptakan lalu Menyempurnakan, wahai Yang Mentakdirkan lalu memberi petunjuk, wahai Yang Menghilangkan bala’, wahai Yang Mendengar semua rintihan, wahai Yang Menyelamatkan yang tenggelam, wahai Yang Menyelamatkan yang binasa, wahai Yang Menyembuhkan yang sakit, wahai Yang Membuat tertawa dan menangis, wahai Yang Mematikan dan Menghidupkan, wahai Yang Menciptakan berpasangan laki-laki dan perempuan. 



Yâ man fil barri wal bahri sabîluhu, yâ man fil âfâqi âyâtuhu, yâ man fil âyâti burhânuhu, yâ man fil mamâti qudrotuhu, yâ man fil qubûri ‘ibrotuhu, yâ man fin nâri ‘iqôbuhu, yâ man fil mîzâni qodhô`uhu, yâ man fil jannati tsawâbuhu, yâ man fil qiyâmati mulkuhu, yâ man fil hisâbi haybatuhu. [42]

Wahai Yang jalan-Nya ada di darat dan di laut, wahai Yang tanda-tanda-Nya di ufuk-ufuk langit, wahai Yang pembuktian-Nya ada didalam tanda-tanda, wahai Yang kepastian-Nya ada didalam kematian-kematian, wahai Yang pelajaran-Nya ada didalam kubur-kubur, wahai Yang kerajaan-Nya ada di hari kiamat, wahai Yang kehabatan-Nya ada didalam perhitungan amal, wahai Yang ketentuan-Nya ada didalam neraca, wahai Yang imbalan-Nya ada di surga, wahai Yang hukuman-Nya ada di neraka.

 



Yâ man ilayhi yahrabul khô`ifûn, yâ man ilayhi yafza’ul mudznibûn, yâ man ilayhi yaqshidul munîbûn, yâ man ilayhi yarghobuz zâhidûn, yâ man ilayhi yalja`ul mutahayyirûn, yâ man bihi yasta`nisul murîdûn, yâ man bihi yaftahirul muhibbûn, yâ man fî ‘afwihi yathma’ul khôthi`ûn, yâ man ilayhi yaskunul mûqinûn, yâ man ‘alayhi yatawakkalul mutawakkilûn. (43)

Wahai Yang kepada-Nyalah larinya orang-orang yang takut, wahai Yang kepada-Nyalah orang-orang berdosa berharap, wahai Yang kepada-Nyalah tujuan orang-orang yang kembali, wahai Yang kepada-Nyalah orang-orang yang meninggalkan dunia berpaling, wahai Yang kepada-Nyalah orang-orang yang bingung mencari perlindungan, wahai Yang dengan-Nyalah para pencari memesrakan diri, wahai Yang dengan-Nyalah para pecinta membesarkan hati, wahai Yang dalam ampunan-Nya para pendosa berharap, wahai Yang kepada-Nyalah orang-orang yang yakin bermukim, wahai Yang kepada-Nyalah orang-orang yang tawakal berserah diri.
  



 Allôhumma innî as`aluka bismika: yâ habîbu, yâ thobîbu, yâ qorîbu, yâ roqîbu, yâ hasîbu, yâ muhîbu, yâ mutsîbu, yâ mujîbu, yâ khobîru, yâ bashîru. (44)

Oh, Allah! Sesungguhnya hamba ini memohon kepadamu dengan (menyebut) Nama-Mu: Wahai Sang Kekasih, wahai Sang Penyembuh, wahai Sang Dekat, wahai Sang Pengawas, wahai Sang Penghitung, wahai Sang Pemberi, wahai Sang Pengajar, wahai Sang Pengabul, wahai Sang Maha Mengetahui, wahai Sang Maha Melihat.



Yâ aqroba min kulli qorîbin, yâ ahabba min kulli habîbin, yâ abshoro min kulli bashîrin, yâ akhbaro min kulli khobîrin, yâ asyrofa min kulli syarîfin, yâ arfa’a min kulli rofî’in, yâ aqwâ min kulli qowiyyin, yâ aghnâ min kulli ghoniyyin, yâ ajwada min kulli jawâdin, yâ ar`afa min kulli ro`ûfin. (45)

Wahai Yang Paling Dekat dari segala yang terdekat, wahai Yang Paling Mencintai dari segala yang mencintai, wahai Yang Paling Melihat dari segala yang melihat, wahai Yang Paling Mengetahui dari segala yang mengetahui, wahai Yang Paling Mulia dari segala yang termulia, wahai Yang Paling Tinggi dari segala yang tertinggi, wahai Yang Paling Penyantun dari segala yang penyantun.
 


Yâ ghôliban ghoyro maghlûbin, yâ shôni’an ghoyro mashnû’in, yâ khôliqon ghoyro makhlûqin, yâ mâlikan ghoyro mamlûkin, yâ qôhiron ghoyro maqhûrin, yâ rôfi’an ghoyro marfû’in, yâ hâfizhon ghoyro mahfûzhin, yâ nâshiron ghoyro manshûrin, yâ syâhidan ghoyro ghô`ibin, yâ qorîban ghoyro ba’îdin. (46)

Wahai Yang Mengalahkan tanpa pernah dikalahkan, wahai Yang Menjadikan tanpa pernah dijadikan, wahai Yang Menciptakan tanpa pernah diciptakan, wahai Yang Memiliki tanpa pernah dimiliki, wahai Yang Menundukkan tanpa pernah ditundukkan, wahai Yang Mengangkat tanpa pernah diangkat, wahai Yang Menjaga tanpa pernah dijaga, wahai Yang Menolong tanpa pernah ditolong, wahai Yang Menyaksikan tanpa pernah tak melihat, wahai Yang Dekat tanpa pernah jauh.


  

Yâ nûron nûr, yâ munawwiron nûr, yâ khôliqon nûr, yâ mudabbiron nûr, yâ muqoddiron nûr, yâ nûro kulli nûri, yâ nûron qobla kulli nûr, yâ nûron ba’da kulli nûr, yâ nûron fawqo kulli nûr, yâ nûron laysa kamitslihi nûr. (47)

Wahai Cahayanya cahaya, wahai Yang Menerangi cahaya, wahai Pencipta cahaya, wahai Yang Mengatur cahaya, wahai Yang Menentukan kadar cahaya, wahai Cahaya segala cahaya, wahai Cahaya sebelum semua cahaya, wahai Cahaya sesudah semua cahaya, wahai Cahaya diatas segala cahaya, wahai Cahaya yang tidak dapat diserupai cahaya.

0 Response to "DOA HIRZUL JAWSYAN KABIR "