KEKUATAN SUPRANATURAL BERKAH KHIDMAH KEPADA GURU

KEKUATAN SUPRANATURAL BERKAH KHIDMAH KEPADA GURU
Ketika laki2 pengembara itu sampai di daerah Tamgrut untuk berguru pada sufi SYEKH AHMAD BIN NASIR AL-DAR'I, ia dapatkan orang tua itu tengah menderita sakit yg menjijikkan. Mungkin semacam cacar. Sang guru menyeru para muridnya agar datang. Satu demi satu, sang guru meminta mereka agar mencucikan bajunya. Tapi setiap orang dari murid2nya tersebut menolak. Setiap orang dari mereka merasa jijik oleh wajah sang guru dan rupa bajunya. Mereka takut penyakit cacar itu menulari mereka.
Sikap berbeda ditunjukkan oleh pengembara dari Maroko bernama lengkap SIDI LAHSEN LYUSI. Pemuda yg lahit lahir 1631 di Pegunungan Atlas Tengah itu datang meskipun ia tak dikenal siapa pun juga. "Guru, biarkan hamba cucikan baju itu," pinta Lyusi.
Maka baju itu pun diberikan kepadanya. Lyusi pun membawanya ke sebuah mata air, menggosok membersihkan pakain guru sufi dan seraya memerasnya agar kering, ia minum air kotor yg menetes dari sana. Setelah selesai mencucikan pakain tersebut, ia pun kembali pada sang guru. Sontak perubahan terjadi pada dirinya, matanya menyala, bukan karena penyakit, tapi seolah2 ia baru saja meminum anggur yg garang. Lyusi bukan lagi orang biasa. Ia telah memiliki barokah, semacam kekuatan supernatural.
Maka sejak itu namanya pun kian masyhur. Pada suatu hari ia datang ke kota Meknes, ibu kota yg didirikan oleh Sultan Mulay Ismail. Mendengar kedatangan penempuh jalan spiritual (salik) ini, Sultan Mulay Ismail menyambutnya dgn penuh hormat. Ia diberi penginapan yg bagus dan hidangan yg lezat. Ia diajak mjd penasihat rohaniahnya di dekat mahligai.
Bersamaan pada waktu itu sultan sedang membangun dinding besar mengitari kota. Para pekerja yg menggarap proyek ini baik budak ataupun bukan diperlakukan dgn kejam. Para buruh yg membangun dinding tsb diperlakukan secara tidak manusiawi. Pada suatu hari seorang buruh jatuh sakit ketika sedang bekerja. Ia dihukum. Bukan main hukumannya, yaitu pekerja yg jatuh sakit itu direkatkan ke tembok tempat ia jatuh.
Prihatin dgn kejadian di atas, kawan2 buruh itu diam2 mengadu ke tempat Lyusi. Namun Lyusi diam saja, tak berkata apa pun kepada sultan. Barulah saat tiba waktu makan malam dan hidangan dibawa ke kamarnya, Lyusi pun mulai memecahkan semua piring, satu demi satu. Dan ia terus saja melakukan hal ini, malam demi malam, hingga seluruh piring di istana itu hancur.
Ketika sultan penasaran dan bertanya apa yg terjadi dgn piring di istananya, para pelayannya menjawab: "Tamu itu yg memecahkan semuanya". Maka sultan pun memerintahkan agar Lyusi dibawa menghadapnya.
"Tuan kami telah memperlakukan anda sebagai tamu Tuhan, tapi kenapa anda memecahkan semua piring kami?” Kata sultan mengintrogasi.
"Ah! Manakah yg lebih baik, keramik yg dibikin Allah atau keramik tanah liat itu?
Dengan jawaban itu Lyusi ingin mengatakan bahwa ia hanya memecahkan piring ciptaan manusia, sementara sultan mematahkan manusia ciptaan Allah. Mendengar jawaban Lyusi sultan bertambah berang dan Lyusi diusirnya dari istana. Lyusi meninggalkan istana dan berkemah di luar dekat tembok kota. Tak sabar akan pembangkangan ini, sultan sendiri datang berkuda. Saat itu Lyusi sedang shalat. Ketika sultan tetap menerjang, Lyusi hanya menorehkan tombaknya membikin garis. Melewati itu, kaki kuda sultan tiba2 terbenam ke dalam tanah. 
Demikian kisah ini kami sadur dari salah satu esai catatan pinggir Gunawan Muhammad berjudul "Lyusi" edisi 19 Januari 1978. Mantan Pimred Tempo ini merujuk pada salah satu bukunya Clifford Geertz berjudul Islam Observed.
Keistimewaan yang diperoleh Lyusi tentu bukan hasil yg pasti akan didapatkan setiap orang yg menaruh hormat dan sudi berkhidmah kepada guru. Kekuatan supranatural tersebut bukan harapan, apalagi tujuan, tapi ia menjadi penanda bahwa ketulusan dan ketawadukan murid kepada guru akan berbuah kemuliaan dan membawa berkah tersendiri bagi seorang murid. Dan berkah itu bermacam2, bisa dalam wujud fisik maupun nonfisik.
Wallahu a‘lam

Related Posts :

0 Response to "KEKUATAN SUPRANATURAL BERKAH KHIDMAH KEPADA GURU "