SUNAN GIRI
Sunan Giri
A. Silsilah
Seperti biografi setiap wali, terdapat beberapa versi tentang asal-usul mereka, termasuk juga asal-usul Sunan Giri. Menurut hasil penelitian Panitia Penelitian dan Pemugaran (makam) Sunan Giri yang bekerja sama dengan Lembaga Riset Islam Malang ditemukan bahwa Silsilah Sunan Giri akan kami bahas lebih lanjut lagi.
Dari pihak ayah, Sunan Giri nama mudanya adalah Raden Paku atau dijuluki juga dengan nama Muhammad Ainul Yakin, putra Ishak Maksum, putera Ibrahim al-Ghozali Ibrahin Asmara, putra Jamaluddin Husien, putra Ahmad, putra Abdullah, putra Abdul Malik, putra Alawi, Putra Muhammad, putra Shahibul Mizbad, putra Ali Khali Qasam, outra Alawi, putra Muhammad, putra Alawi, putra Abdullah, putra Ahmad al-Muhajir, putra Isa, putra Muhamadal Faqih, putra Ali al-Aridh, putra Ja’far al-Shadiq, putra Muhammad al-Baqir, putra Ali Zainal Anidin, putra Ali putra Abu Thalib suami Fatimah binti Rasulullah. Sedang menurut tradisi Cirebonan silsilah Sunan Giri adalah sebagai berikut.
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishak, putra Ali Musa, putra Ibrahim Zainal Akbar, putra Jmaluddin al-Husien, putr Alamin Syekh Jaluddin putra Abdullah Khannudin, putra Maulana Abdul Malik, putra Alawi, putra Amir Faqih, putra Muhammad, putra Ali al-Gayam, putra Alwi, putra Muhammad, putra Ubaidillah, putra Ahmad al-Muhajjir, putra Isa al-Bisari, putra Muhammad an-Nagib, putra Kasim al-Kamil, putra Ja’far Shodiq, putra Muhammad al-Baqir, putra Zainal Abidin, putra Husien as-Sabti, putra Fatimah Ajjaro, putra Muhammad SAW.
Gejala menyusun silsilah yang terakhir kepada Nabi Muhammad merupakan suatu idialisasi bagi setiap yang mempunyai otoritas di bidanng agama untuk menunjukkan bahwa orang tersebut bukanlah orang sembarangan, melainkan merupakan keturunan dari orang penghulu dunia. Kenyataan itu tentu sulit dibuktikan kebenarannya atau kekeliruannya. Tujuan penyusunan itu memang tidak semata-mata tujuan sejarah, tetapi tujuan dakwah.
Kebesaran silsilah Sunan Giri bukan saja dari pihak ayahnya saja tetapi juga dari ibunya, ia pun keturuanan raja-raja. Sunan Giri mempunyai sepuluh putra. Waktu kecil Sunan Giri diasuh dan menjadi anak angkat saudagar janda yang kaya, yaitu Nyai Gede Pinasih dari Gresik. Kisah ini sejalan dengan cerita pada Babad Tanah Jawi. Menurut babad ini, Sunan Giri adalah putra Syekh Wali Lanang atau Maulana Ishak atau Shekh Awalul slam. Alkisah seorang Maulana dari negeri Juldah (Jedah) datang ke Jawa. Dia datang dari Ampel dan berdiskusi tentang berbagai masalah agama dengan Sunan Ampel. Syekh itu kemudian melanjutkan perjalanannya untuk menyebarkan agama ke Blambangan yang saat itu diperintah oleh seorang raja Menak Sembuyu dan patihnya Bayu Sengoro. Namun raja saat itu sedang sedih karena puterinya yang bernama Dewi Sekardadu menderita penyakit yang sulit diobati. Setelah diobati Shekh Walli Lanag penyakit sang Dewi sembuh dan atas kehendak raja, mereka kemudian dikawinkan. Shekh juga mengajak Menak Sembuyu untuk emnganut gama Islam namun ditolaknya. Lalu Shekh pergi ke malaka dan meninggalkan istrinya yang sedang mengandung. Blambangan kemudian dilanda penyakit epidemi sepeninggal shekh. Yang menjadi sasarannya adalah bayi dalam kandungan dewi sekardadu, kemudian atas perintah raja, setelah bayi lahir, dimasukkan ke peti dan dihanyutkan ke laut. Laut itu adalah selat Madura.
Sebelum peristiwa itu terjadi, raja Blambangan mempunyai seorang abdi bernama Ki Kamboja. Ia mendapatkan musibah, dimarahi raja dan diusir dari Istana. Ia kemudian menjadi abdi di Majapahit dan karena berjasa di beri kedudukan di Gresik.Sepeninggal Ki Ageng Semboja, jandanya semakin kaya raya. Pada suatu saat, salah seorang pegawai Nyai Semboja menemukan peti hanyut di laut dan setelah dibuka ternyata berisi bayi. Bayi itu kemudian disampaikan kepada janda semboja dan diakui sebagai anaknya. Setelah anak itu besar, dia diperintah mengaji kepada Sunan Ampel Denta. Teman mengajinya adalah putra Sunan Ampel sendiri yang bernama Santri Bonang. Sewaktu ditemukan seorang nahkoda kapal laut, pemuda itu diberi mana Jaka Samudra dan setelah mengaaji di Ampel diberi nama Raden Paku, sesuai poesan Maulana Iskak.
Dalam Babad Tana Jawi disebutkan, Raden Paku dan Makdum Ibrahim bermaksud pergi ke Mekah untuk mendalami ilmu dan pergi haji, tetapi keduanya hanya sampai di Malaka dan bertemu dengan Syekh Wali Lanang, ayahanda santri Giri sendiri. Sebagian kisah menjelaskan keduanya sampai ke Pasai. Di Malaka keduaanya diberi pelajaran oleh Maulana Ishak (Syekh Wali Lanang) tentang segala rahasia ilmu keislaman. Oleh Maulana Ishak, Raden Paku Madum Ibrahim hendak melanjutkan perjalanannya ke Mekkah, tetapi disarankan Syekh Wali Lanang untuk kembali ke Jawa, kemudaian mereka kembali ke Jawa dan diberi bekal sejumlah tanah dan dua abdi yang bernama Syekh Koja dan Syekh Grigis. Perjalanan pulang ke Jawa tidak memankan waktu lama karena Raden Paku dapat berjalan di ats air. Sampai di Jawa, Syekh Ainul Yakin kemudian mencari daerah yang susunan tanahnya sama dengan tanah yang dibawanya dari Malaka, tempat itu adalah daerah Gresik pada tempat yang agak membbukit. Raden Paku kemudian membangun masjid pada darah perbukitan itu dan menjadikannya sebagai pusat penyebaran agama islam. Itulah sebabnya Raden Paku kemudian terkenal dengan julukan Sunan Giri. Giri artinya Gunung, yakni Sunan yang menetap di daerah Giri.
B. Kiprah Sunan Giri Sebagai Anggota Dewan
Nama Sunan Giri tidak bisa dilepaskan dari proses pendirian kerajaan Islam pertama di Jawa, Demak. Ia adalah wali yang secara aktif ikut merencanakan berdirinya negara itu serta terlibat dalam penyerangan ke Mjapahit sebagai penasihat militer.
Setelah Hindu berlalu dan berganti dengan masa Islam. Sunan Giri kemudian mengambil semua kebesaran Majapahit yaitu mengambil keris Sangkelet dan Msanular dan mengantar Ratu Darawati ke Ampel Gading. Dia juga memberi perintah kepada Sunan Kudus untuk mengambill harta kekayaan Majapahit. Setelah itu Sunan Giri menitipkan kedua keris itu kepada pangglima perang Islam kepada Raden Ptah. Beliau sendiri tetap menyimpan keris Kalamunyeng untuk dirawatnya karena keris ittu adalah keris setan, aggarr hilang sifat kesetanannya.
Peran Giri dalam penyelesaian kasus Siti Jenar menunjukkan betapa ia adalah seorang wali yang cakap dan disegani. Kehidupan keagamaan kerajaan Demak terguncang akibat ajaran Siti Jenar yang kemudian menjadi reda ketika masalah itu selesai ditanganinya.
Dikisaahkan dalam Bbad Demak bahwa Siti Jenar pada mulanya adalah murid Sunan Giri. Ia adalah seorang yang giat sekali melakukan kanurangan sejak masih menganut agama Budha. Ia menimba ilmu dari Sunan Giri secara sembunyi-sembunyi. Kemudian Sunan Giri mengetahui kedatangannya. Dia heran kenapa Sunan Giri bisa mengetahui keberadaannya. Karena ia merasa malu dan takut lalu ia pergi secara diam-diam.
Sunan Giri kemudian memberi pelajaran kepada santrinya lagi. Beliau akan memberikan ilmu kehakikatan. Siti Jenar kembali menyamar tanpa ada seorangpun yang melihat. Sunan Giri kemudian mengajarkan hakikat sifat ketuhanan yang dua puluh, membaginya menjadi sifat nafsiyah, salbiyah, mangani dan maknawiyah. Ia juga mengajarkan bahwa bukan mukmin yang sejati manakala masih menggilai dunia. Para santri kemudian bubar dan Situ Jenar lega dapat mengambil ilmu dari Sunan Giri.
Sesudah mengikuti pelajaran Sunan Giri ia pulang ke rumahnya dan kemudian mendirikan perguruan baru. Muridnya datang dari berbagai penjuru. Oleh karena ajarannya menimbulkan keresahan dan kekacauan pada masyarakat Demak, maka Sunan Giri, atas perintah Sultan Demak, memerintahkan utusan memanggil SITI Jenar untuk bertukar pikiran. Undangan yang ketiga baru diterimanya.
Oleh Sidang wali iti Jenar dihukum bunuh karena mengajarkan agama sesat dan menimbulkan kekacauan di kalangan rakyat. Eksekusinya dilaksanakan oleh Sunan Giri.
Kecerdikan Sunan Giri terlihat ketika empat puluh murid Siti Jenar datang untuk mennuntut bela diri. Sunan Giri kemudian berkata, bila guru mereka benar maka bau wangi akan memancar dari kuburannya, jika ajarannya salah bau busuklah yang akan keluar. Kemudian Ia mengambil batang pisang untuk dieksekuusi layaknya ganti mayat Siti Jenar. Esok paginya bau busuklah yang menyengat. Tipu muslihat ini memuaskan para murid Siti Jenar dan kemudian Ia mengatakan bahwa yang dihukum adalah guru mereka dan mereka dibebaskan pulang tidak dituntut hukuman. Usaha Sunan Giri meredakan situasi panas di kalangan pengikut Siti Jenar yang sekaligus mematikan ajaran Siti Jenar, sehingga Demak kembaali damai.
0 Response to "SUNAN GIRI"
Posting Komentar