PROFOKATOR JANGAN DENGARKAN FATWA ATAU NASEHATNYA

FITNAH BAHASA ARAB ARTINYA PROVOKATOR
JANGAN DENGAR FATWAH ATAU NASEHATNYA
بِسْـــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
Allah SWT berfirman :
وَلَا تُطِعۡ كُلَّ حَلَّافٖ مَّهِينٍ – هَمَّازٖ مَّشَّآءِۭ بِنَمِيمٖ – مَّنَّاعٖ لِّلۡخَيۡرِ مُعۡتَدٍ أَثِيمٍ – عُتُلِّۭ بَعۡدَ ذَٰلِكَ زَنِيمٍ
“Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kesana ke mari menyebarkan fitnah, yang merintangi segala yang baik, yang melampaui batas dan banyak dosa, yang bertabiat kasar, selain itu juga terkenal kejahatannya.”
(QS. Al-Qalam 68 ayat:10-13)
Ayat ini menjelaskan beberapa sifat dan perangai keji yang perlu kita hindari. Bahkan lebih dari itu kita dilarang untuk bermusyawarah ataupun meminta pendapat dari orang-orang yang punya perangai semacam ini.
Yang ingin menjadi fokus kita kali ini adalah perangai suka mencela dan menyebarkan fitnah.
Tak sedikit orang yang hobinya mengumbar aib orang lain. Dimanapun ia berada, selalu menebar fitnah dan membongkar kekurangan orang.
Dalam ayat lain Allah mengutuk orang-orang yang memiliki sifat ini :
Allah SWT berfirman:
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ
wailul likulli humazatil lumazah
"Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,"
(QS. Al-Humazah 104: Ayat 1)
Ayat-ayat diatas mengisyaratkan kepada kita agar menjauhi mereka dan tidak mengikuti pendapat orang-orang yang suka mencela. Karena orang yang suka menyebarkan aib orang lain tidak mungkin akan memberikan pendapat yang baik. Dibalik pendapatnya ada tujuan yang tidak baik bahkan rencana yang keji.
Orang yang biasa menyebarkan aib orang lain pasti suatu saat akan menyebarkan aibmu juga. Maka jauhilah mereka dan jangan dengarkan apa yang mereka katakan.
Penyakit-penyakit semacam ini pasti bermula dari sebab-sebab tertentu. Paling tidak ada tiga sebab yang menjadikan seseorang hobi menyebar aib dan kesalahan orang lain.
Penyebab seseorang suka menyebar aib orang lain.
1. Ujub (bangga diri).
Ketika seseorang merasa dirinya diatas segalanya pasti ia melihat orang lain selalu dibawahnya. Pada akhirnya ia akan mencari dan menyebar aib orang sebagai bukti bahwa dirinya lah yang paling mulia dan orang lain itu hina.
2. Kesombongan dalam hati.
Sedikit rasa sombong mendorong seseorang untuk memandang orang lain dengan pandangan remeh. Kesombongan membuat seseorang merasa paling suci dan bersih sehingga perlu membuktikan bahwa orang lain itu kotor dengan membongkar aib dan kesalahan mereka.
3. Iri dan dengki.
Penyebab ketiga ini adalah yang paling berbahaya. Ketika seseorang menyimpan penyakit ini didalam hati maka pasti ia akan sibuk mencari aib orang lain, menjatuhkan harga diri orang lain bahkan ketika orang yang dituju tidak memiliki kesalahan maka ia akan mengarang kesalahan tersebut.
Karena itu Al-Qur’an melarang kita untuk meminta pendapat kepada mereka.
Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menghina, suka mencela, yang kesana ke mari menyebarkan fitnah.
Bila hari ini ia menyebar aib orang lain, bisa jadi besok ia akan menyebarkan aibmu.
Sayyidina Ali bin Abi Thalib  pernah berpesan :
“Siapa yang berani menyebutkan aib orang lain dihadapanmu, besok dia akan menyebutkan aibmu dihadapan orang lain.”
Maka hendaknya kita menjauhi orang-orang yang selalu menyebar aib orang lain dan jangan pernah meminta pendapat kepada mereka.