KEINDAHAN NAMA NAMA ROSULULLAH SAW

KEINDAHAN  Nama-Nama ROSULULLAH. SAW

Rasulullah memiliki beragam nama nan indah. Beragamnya nama ini menunjukkan kemuliaan baginda Nabi, tersebab beliau memiliki sedemikian banyak sifat-sifat agung lagi terpuji.

Al-Imam an-Nawawi dalam karya beliau, Tahdzibul-Asma’ wal-Lughat, mengutip penjelasan dari Ibnul-‘Arabi dalam karya beliau ‘Aridhatul-Ahwadzi fi Syarhit-Tirmidzi, yang mengutip pernyataan sebagian ahli sufi, bahwa Allah memiliki seribu nama, sedangkan Baginda Nabi juga memiliki seribu nama.

Diriwayatkan dari Jubair bin Muth’im bin ‘Adiy, bahwa Rasulullah bersabda: Aku memiliki beberapa nama: Aku adalah “Muhammad”, aku adalah “Ahmad”, aku adalah “al-Mahi”, di mana melalui aku Allah menghapuskan kekafiran, aku adalah “al-Hasyir”, di mana manusia digiring ke padang mahsyar setelah aku, dan aku adalah “al-‘Aqib”, di mana tak ada nabi lagi setelah aku.

Diriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata: Aku berjumpa dengan Nabi di jalan Madinah, lalu beliau bersabda: “Aku adalah “Muhammad”, aku adalah “Ahmad”, aku adalah “Nabi Rahmat”, “Nabi Tobat”, aku adalah “al-Muqaffi” (mengikuti jejak langkah para nabi sebelumnya), aku adalah “al-Hasyir”, dan “Nabi al-Malahim” (Nabi yang suka berjihad)”.

Dalam at-Tahdzib juga diterangkan, bahwa dalam al-Qur’an, Allah menyebut Nabi dengan nama “Rasul”, “Ummi”, “Syahid”, “Mubasysyir”, “Nadzir”, “Da‘iyan Ilallahi biidznihi”, “Sirajan Munirâ”, “Ra‘ufan Rahima”, “Mudzakkir”, “Ja‘alahu Rahmatan wa Ni‘matan wa Hadiya”

Al-Imam an-Nawawi berkata, diriwayatkan dari Ibnu Abbas, beliau berkata, bahwa Rasulullah bersabda: “Namaku di dalam al-Qur’an ialah “Muhammad”, di dalam Injil ialah “Ahmad”, di dalam Taurat ialah “Uhid”. Disebut Uhid karena aku menjauhkan umatku dari neraka Jahanam”.

Dalam kitab yang sama, al-Imam an-Nawawi menambahkan keterangan dengan menukil dari Ibnu Asakir, bahwa nama Baginda Nabi yang lain adalah “al-Fatih”, “Thaha”, “Yasin”, “‘Abdullah”, “Khatimal-Anbiya’”.

https://terashikmah47.blogspot.com

Al-Imam al-Qusthulani dalam al-Mawahib dan al-Bajuri dalam Hasyiyah asy-Syama’il mencatat keterangan Syekh Husain bin Muhammad ad-Damaghani dalam karyanya Syauqul-‘Arus wa Unsun-Nuqus, yang mengutip dari Ka‘bil-Ahbar, bahwa ia berkata:

Nama Nabi bagi penduduk surga adalah “‘Abdul-Karim”.
Nama Nabi bagi penduduk ‘Arasy adalah “‘Abdul-Hamid”.
Nama Nabi bagi para malaikat adalah “‘Abdul-Majid”.
Nama Nabi bagi para nabi adalah “‘Abdul-Wahhab”.
Nama Nabi bagi kalangan setan adalah “‘Abdul-Qahhar”.
Nama Nabi bagi kalangan jin adalah “‘Abdur-Rahim”.
Nama Nabi di gunung adalah “‘Abdul-Khaliq”.
Nama Nabi di daratan adalah “‘Abdul-Qadir”.
Nama Nabi di lautan adalah “‘Abdul-Muhaimin”.
Nama Nabi bagi ikan-ikan adalah “‘Abdul-Quddus”. Nama Nabi bagi serangga adalah “‘Abdul-Ghiyats”.
Nama Nabi bagi binatang liar adalah “‘Abdur-Razzaq”. Nama Nabi bagi binatang buas adalah “‘Abdus-Salam”.
Nama Nabi bagi binatang ternak adalah “‘Abdul-Mu’min”. Nama Nabi bagi burung-burung adalah “‘Abdul-Ghaffar”.
Nama Nabi dalam kitab Taurat adalah “Mu’dzu-mu’dzu” (konon artinya adalah “baik, baik”).
Nama Nabi dalam kitab Injil adalah “Thaba-thaba” (artinya adalah “baik, baik”).
Nama Nabi dalam Shuhuf (lembaran-lembaran) yang diberikan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa sebelum diturunkan kitab Taurat adalah “‘Aqib”.
Nama Nabi dalam kitab Zabur adalah “Faruq”. Nama Nabi bagi Allah adalah “Thaha” dan “Yasin”.
Nama Nabi bagi orang-orang mukmin adalah “Muhammad”.

Al-Imam Khatimatul-Huffazh Jalaluddin as-Suyuthi menulis risalah khusus bertajuk “al-Bahjatus-Saniyyah fil-Asma’in-Nabawiyyah”. Dalam karyanya tersebut, as-Suyuthi mencatat sekitar lima ratus nama bagi Baginda Nabi. Sedangkan al-Imam al-Qusthulani dalam “al-Mawabib al-Ladunniyyah” yang mengutip dari “Ahkamul-Qur’an” karya Ibnul-‘Arabi, menyatakan bahwa Allah memiliki seribu nama, sedangkan Nabi juga memiliki seribu nama.
Namun, sesungguhnya yang dimaksudkan oleh al-Qusthulani di atas adalah sifat-sifat. Karena setiap sifat yang dimiliki oleh Baginda Nabi secara otomatis juga menjadi nama bagi beliau. Jika demikian halnya, maka tidak terlalu berlebihan jika disebutkan bahwa Nabi memiliki banyak nama, bahkan sampai seribu nama atau lebih sekalipun.

Dalam kitab yang sama, al-Qusthulani mencatat ulang penjelasan al-Imam as-Sakhawi dalam “al-Qaulil-Badi‘”, Qadhi ‘Iyadh dalam “asy-Syifa”, Ibnu al-‘Arabi dalam “al-Qabas” dan “al-Ahkam”, Ibnu Sayyidin-Nas dan para ulama lain berkenaan dengan nama-nama Nabi, maka diketahui ada lebih dari empat ratus nama yang kemudian beliau susun sesuai dengan huruf hijaiyah.

Dua ratus satu nama di antaranya juga dikutip oleh al-Imam al-Juzuli (nisbat pada desa Juzulah, termasuk bagian dari suku Barbar) dalam “Dala’ilul-Khairat”.

Adapun nama Baginda Nabi yang paling utama adalah “Muhammad”. Al-Qusthulani mengatakan, bahwa Allah menamai Nabi dengan nama “Muhammad” ini dua ribu tahun sebelum diciptakannya Nabi Adam, sebagaimana dijelaskan dalam Hadis Anas.

https://terashikmah47.blogspot.com

Ibnu ‘Asakir meriwayatkan dari Ka‘bul-Ahbar, bahwa Nabi Adam berwasiat kepada putra beliau, Syits: “Putraku, kamu adalah khalifah penggantiku sepeninggalku. Laksanakan tugas kekhilafahan ini dengan penuh ketakwaan dan berpeganglah pada tali yang kokoh. Dan setiap kali kamu berzikir kepada Allah, sebutlah pula nama ‘Muhammad’ di sisi nama-Nya. Karena aku melihat nama ‘Muhammad’ tertulis di tiang-tiang Arasy. Kemudian aku mengelilingi langit-langit, dan tak kutemukan satu tempat pun di langit yang tak tertulis nama ‘Muhammad’. Tuhanku juga telah menempatkan aku di surga, lalu aku tak melihat gedung dan kamar di surga itu melainkan tertulis pula nama ‘Muhammad’. Aku juga melihat nama ‘Muhammad’ tertulis pada mata para bidadari, di ranting-ranting pohon surga, di dedaunan pohon-pohon surga, pada satir-satir di surga, dan juga tertulis pada mata para malaikat. Maka perbanyaklah menyebut namanya, karena para malaikat menyebut namanya di setiap saat.”
Maka para ulama mengatakan, bahwa semestinya umat Islam tidak melewatkan pemberian nama “Muhammad” atau “Ahmad” pada nama-nama mereka. Karena dalam sebuah Hadis Qudsi Allah berfirman yang artinya, “Aku bersumpah atas Diri-Ku sendiri, bahwa Aku tidak akan memasukkan orang yang bernama ‘Ahmad’ atau ‘Muhammad’ ke dalam neraka.”
Al-Imam ad-Dailami juga meriwayatkan dari Sayyidina ‘Ali, bahwa “Tidaklah setiap hidangan dihidangkan di sebuah rumah, lalu dihadirkan pada hidangan itu orang yang bernama Muhammad atau Ahmad, melainkan Allah akan menyucikan rumah itu dua kali sehari.”

Semoga bermanfaat

https://terashikmah47.blogspot.com

0 Response to "KEINDAHAN NAMA NAMA ROSULULLAH SAW"