penolak angin merah(rihul ahwar)
Penjelasan Terkait dengan Amalan Penolak ar-Rih al-Ahmar (Angin Merah) (Awal Sumber Penyakit)
Diriwayatkan dari 'Ahsif bin Barkhaya bahwa suatu hari, Nabi Sulaiman bin Daud duduk di atas singgasana kerajaannya. Hari itu, hadir pula para pembesar kerajaan dan semua yang mengabdi kepada beliau dari kalangan jin, manusia, hewan-hewan, burung, dan lainnya. Nabi Sulaiman lantas berkata, "Sesungguhnya Allah menundukkan untukku jin, manusia, burung, dan angin, apakah Allah masih menciptakan mahluk yang tidak tunduk kepadaku?"
Kemudian, 'Asyif bin Barkhaya berkata kepada Nabi Sulaiman, "Wahai Nabi Allah! Seandainya kerajaanmu dibandingkan dengan kerajaan Allah, kerajaan itu tidak akan sebanding dengan sebutir biji-bijian terkecil." Tiba-tiba datanglah seekor makhluk yang lebarnya 40 hasta dan panjangnya juga 40 hasta. Makhluk itu membawa api yang ditiupkan ke mana-mana. Ketika Nabi Sulaiman melihat makhluk itu, beliau langsung merasa takut dan melarikan diri bersama para sahabatnya yang lain.
Kemudian Ahsif berkata kepada Nabi Sulaiman, "Jangan takut! Katakanlah, 'Allahu akbar' tiga kali dan mintalah, niscaya Dia akan mengabulkanmu."
Nabi Sulaiman kembali menemui makhluk itu sambil mengucapkan Allahu Akbar tiga kali. "Demi engkau, wahai makhluk api, siapakah engkau, siapa namamu, apa kejahatan yang engkau perbuat, dan apa kebiasaanmu?" tanya Nabi Sulaiman.
Makhluk itu menjawab, "Wahai Nabiyullah! Aku adalah ar-Rihul Ahmar (angin merah), aku penyakit yang membahayakan. Aku satu dari sekian penyakit. Jika Allah berkehendak memberi azab atau memberi penyakit kepada salah satu makhluk-Nya di dunia, Dia memerintahkanku. Aku akan menguasai makhluk itu. Aku memiliki (malaikat) pembantu yang membantuku dengan izin Allah, dan Allah menitipkan kepadaku 400 penyakit. Dan dengan kemuliaan dan keagungan Allah, Dia menciptakan obat bagi setiap penyakit itu. Allah telah mengajariku obatnya."
Nabi Sulaiman pun berkata, "Aku bertanya kepadamu dengan nama Allah yang telah menciptakan-Mu dan menciptakan makhluk lainnya. Berapa macam penyakit (yang ditimbulkan) dari makhluk sepertimu?"
Ar-Ribul Ahmar menjawab, "Wahai Nabiyullah! Adapun macam penyakit itu, cabangnya banyak sekali. Sedangkan jenis penyakit yang timbul dariku ada 14. Di antaranya wasir, fistula, sakit punggung, perut terkelik, masuk angin, tumor, hati, g.la, ketindihan, dan jika salah satu angin dari angin-anginku berembus pada kepada seseorang, akan mengakibatkan sakit kepala, migrain, pusing, dan bengong. Adapun obat pusing dan migrain ialah cuka, anggur, dan susu. Sedangkan obat gila ialah biji ilalang ditumbuk, dicampur air hangat, kemudian ditempelkan pada kepala. Sementara obat ketindihan yang sering kali menimpa orang yang tengah tidur ialah memakan ketumbar hijau ketika akan tidur."
Mendengar penjelasan itu, Nabi Sulaiman kembali bertanya kepada ar-Rihul Ahmar, "Aku minta kepadamu dengan nama Allah yang Mahaagung, kabarkanlah kepadaku, berapa angin yang ada bersamamu?"
Ar-Rihul Ahmar menjawab, "Wahai Nabiyullah! Angin yang bersamaku adalah Oashif, Ashif, Sharshar, Agim, 'Ashm, dan Samum. Kesemuanya bertiup pada hari-hari nahas."
Karena itulah, orang yang memiliki makrifat berhati-hati terhadapnya pada hari-hari itu. Di dalam kitab as-Sab'ryat, dianjurkan untuk menjauhi hari-hari tersebut. Sebagian ulama menjelaskan perihal hari nahas itu dalam bait berikut.
Berhati-hatilah dengan tujuh hari nahas
Tidak seyogianya berdagang dan bepergian pada hari itu
Jangan menggunakan baju baru dan berhias
Jangan menikahkan perempuan dan menanam pohon
Jangan menggali sumur dan membangun rumah
Dan berhati-hatilah, jangan menghadap sultan
Hari nahas yang dimaksud yaitu tanggal 3, 5, 13 Kemudian tanggal 16
Jangan lupa pula untuk berhati-hati pada hari ke-21
Kemudian tanggal 24 dan 25
Jauhi pula Rabu di bulan terakhir sebagaimana telah dijelaskan Dalam riwayat yang telah tersiar dan masyhur
Jagalah tujuan hidup sepanjang hayatmu karena hari-hari nahas tersebut. Seperti harinya kaum Ad yang tak tersisa
Sepertihalnya orang yang mengetahui agar berhati-hati dalam bercanda, bermain, bertikai, dan lain sebagainya.
Nabi Sulaiman kembali bertanya, "Aku bertanya kepadamu dengan nama Allah yang Mahaagung, apakah masih ada sesuatu yang tersisa akibat dari angin-angin itu?"
Ar-Rihul Ahmar menjawab, "Wahai Nabiyullah, angin yang berasal dariku merupakan angin berat yang dengannya Allah merobohkan kota-kota, desa-desa, dan gunung-gunung pada akhir zaman. Ada pula salah satu jenis angin dariku yang bernama al-Janub. Apabila ada yang lari darinya maka akan berhenti setengah pergerakannya atau bahkan ia tidak dapat bergerak sama sekali.
Adapun obatnya adalah minyak kacang adas, minyak zaqum, atau minyak biji kayu wangi. Kemudian, takutlah akan perbuatan yang dibenci, keburukan, mengumbar syahwat, dan bermain-main dengan perempuan dan anak-anak pada tiga minggu dalam hari-hari nahas tersebut. Sibukkan diri dengan membaca asma al-Lathif hingga sembuh dari sakit yang disebabkan angin al-Janub, sebab penyakit ini merupakan penyakit yang paling sering menimpa orang di dunia. Dengan angin itu, Allah menimpakan azab kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya sebagaimana firman-Nya dalam al-Quran, 'Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.' (QS. an-Nûr [24]: 43)
Kemudian lakukanlah sesuatu yang bisa digunakan untuk menjaga diri seperti minum obat, minyak, membawa azimat, membaca amalan, atau menambah bacaan dengan amalan yang akan diterangkan pada penjelasan selanjutnya.
Jenis penyakit ar-Rihul Ahmar yang menimpa anak-anak ialah penyakit kuning, kulit menghitam, liur mengering, mata cekung, serta penyakit yang menyebabkan muntah-muntal. dan membuat tidak bisa tidur. Adapun obatnya ialah labu, bunga teratai, dan membawa azimat.
Jenis penyakit ar-Rihul Ahmar lainnya ialah sakit lumpuh dan demam yang membuat seluruh badan gemetar. Adapun obatnya ialah dengan asap bakaran tebu, atau meminyaki dengan minyak yang sesuai untuk sakit itu, dan membawa azimat."
Nabi Sulaiman lagi-lagi bertanya, "Aku minta kepadamu dengan Allah yang Mahaagung agar engkau bersedia mengatakan kepadaku perihal penyakit yang engkau timbulkan!"
Ar-Rihul Ahmar menjawab, "Wahai Nabiyullah! Jika aku masuk ke dalam otak manusia, aku akan menghilangkan akalnya. Jika aku masuk ke dalam tubuhnya, aku akan meninggalkan penyakit wasir, fistula, dan penyakit lainnya."
Mendengar penuturan yang mengerikan itu, Nabi Sulaiman memerintahkan kepada bawahannya untuk membunuh dan membakar ar-Rihul Ahmar.
Ar-Rihul Ahmar lantas berkata, "Wahai Nabiyullah! Tidak ada seorang pun yang kuasa membunuh atau membakarku karena Allah telah menciptakanku seperti itu dan menakdirkan untuk memanjangkan umurku."
Kemudian ar-Rihul Ahmar itu menghilang dari hadapan Nabi Sulaiman dan pasukannya sampai akhirnya muncul kembali di zaman Nabi Muhammad saw. bertepatan sakitnya Hasan bin Ali bin Abi Thalib di perutnya. Dia muntah darah dan mengadu kepada Nabi saw. Maka turunlah Malaikat Jibril menemui Nabi saw. Dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Hasan ditimpa ar-Rihul Ahmar." Nabi bertanya, "Wahai saudaraku, Jibril, apakah penyakit itu ada obatnya?"
Kemudian Jibril menghilang sesaat, lalu datang kembali dan berkata, "Wahai Muhammad, Allah yang Mahatinggi dan Tertinggi menyampaikan salam untukmu dan memberikan hadiah untukmu, yaitu doa al-Mubarak (yang diberkati) ini dan agar diamalkan oleh Hasan. Dengan doa tersebut ia akan sembuh dari ar-Rihul Ahmar karena hadiah ini merupakan doa yang mustajab."
Barang siapa membaca doa tersebut sekali dalam hidupnya, ia akan aman dari ar-Rihul Ahmar dan penyakit-penyakit besar.
Kemudian Rasulullah saw. membacakan doa itu pada kepala Hasan bin Ali dan Allah menyembuhkannya pada waktu itu juga hingga ia mampu berdiri seakan-akan baru saja lepas dari belenggu. Rasulullah kemudian memerintahkannya agar mengajarkan dan menuliskan doa itu kepada para sahabat. Beliau bersabda kepada para sahabat, "Ajarkanlah doa tersebut kepada umatku karena ia merupakan penjaga bagi mereka dari bala besar ini dan ar-Rihul Ahmar."
Tidaklah seorang pun membawa doa penolak ar-Rihul Ahmar ini, kecuali ia akan aman dari segala penyakit, cacat, dan mual.
Barang siapa tertimpa malapetaka atau bala, lalu membaca atau membawa doa tersebut, ia akan selamat dari keduanya. Allah juga akan memberinya pertolongan dari musuh-musuhnya dan menjadikannya bagian dari orang-orang yang bahagia berkat doa itu. Dan dengan itikad baik yang dimilikinya, ia akan mendapatkan setiap apa yang diinginkannya.
Tata cara berobat dengan doa penolak ar-Rihul Ahmar.
Caranya, doa tersebut ditulis dalam wadah yang suci, lalu dilebur menggunakan air bunga mawar dan diminumkan pada orang yang sakit. Kemudian, ditulis lagi pada kain lalu ikatkan kain itu pada lengan kanan orang yang sakit. Dengan cara itu ia akan sembuh dari bahaya yang ditimbulkan ar-Rihul Ahmar dan penyakit lainnya. Inilah doa penolak ar-Rihul Ahmar.
Inilah Do'a Ar Rihul Ahmar yang paling lengkap disebut juga hizab benteng pelindung yang agung dan penyembuh terdapat beberapa Asma Adzom dari bahasa arab dan Suryani terkandung dalam doa ini.
0 Response to "penolak angin merah(rihul ahwar)"
Posting Komentar