MENJALANI KEHIDUPAN

MENJALANI KEHIDUPAN
Apa saja yang Allah Anugerahkan kepada manusia berupa Rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya,
demikian juga apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya.
Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Fathir, ayat 2)
Sebelum manusia sadar akan hubungan dirinya dengan Tuhannya, (Penciptanya) samalah keadaannya saat itu dengan mati.
Hidup ini belum berarti apa apa jika belum mempunyai kesadaran akan arti hidup.
Sebelum hal ini kita sadari, sama saja arti hidup ini dengan mati karena hidup yang tidak berarti sama halnya dengan mati.
Dapat lebih ditegaskan lagi bahwa kepercayaan kepada Allah Azza wa Jalla itulah permulaan hidup.
Dan kehilangan kepercayaan sama saja artinya dengan mati.
Kesadaran menyebabkan kita bangkit dari kelalaian.
Kesadaran itu sangat mahal harganya dan sangat tinggi nilainya.
Kesadaranlah yang menumbuhkan semangat dalam diri kita untuk melangkah lebih maju.
Dan tatkala kesadaran telah timbul, itulah puncak dari kemenangan.
Karena kita tidak akan ragu ragu lagi untuk meneruskan perjalanan menuju tujuan yang nyata.
Tidak lagi meraba raba.
Hatipun dikuatkan, segala rintangan dan halangan diatasi dan diampuninya.
Apabila telah sadar, kita akan terus berfikir, dimana aku, darimana aku, akan kemana aku, sampai dimana perjalananku, serta apa yang aku peroleh.
Hatipun membulat teringat hanya kepada satu tujuan yang dituju.
Dan dengan terang yang telah mulai tumbuh dalam hati, memberi sinar kepada pikiran, membuat pandangan menjadi jauh.
Pandangan mata dan pandangan batin.. Di luar nampak alam, di batin nampak Tuhan Pencipta alam.
Bertambah dalamnya makrifat kepada Allah dan tekunnya ibadah, bertambah teranglah sinar itu.
Itulah yang dimaksudkan dengan CAHAYA IMAN.
Kekuatan ibadah kepada Tuhan adalah laksana penggosok sehingga sinar itu lebih bersih dan lebih cermerlang.

0 Response to "MENJALANI KEHIDUPAN"