KEMESRAAN DAN KEHARMONISAN NABI MUHAMMAD SAW DENGAN ISTRINYA

KEMESRAAN & KEROMANTISAN NABI MUHAMMAD SAW DENGAN ISTRINYA

Nabi Muhammad saw adalah tipe suami yang sangat romantis, setidaknya ada 14 poin kemesraan dan keromantisan beliau, yaitu:

1) Menempelkan Mulut Pada Bekas Makan & Minum Istri. 
Diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah r.a. beliau berkata:
« إن كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ليؤتى بالإناء فأشرب منه وأنا حائض ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في وان كنت لآخذ العرق فآكل منه ثم يأخذه فيضع فاه على موضع في »
“Terkadang Rasulullah saw disuguhkan sebuah wadah (air) kepadanya, kemudian Aku minum dari wadah itu sedangkan Aku dalam keadaan haid. Lantas Rasulullah saw mengambil wadah tersebut dan meletakkan mulutnya di bekas tempat minumku. Terkadang Aku mengambil tulang (yang ada sedikit dagingnya) kemudian memakan bagian darinya, lantas Rasulullah saw mengambilnya dan meletakkan mulutnya di bekas mulutku.” HR. Ahmad (no. 24373)
Kemesraan jenis ini, tentunya mekebih kemesraan sepiring berdua.

2) Mengusap Air Mata Istri
Diriwayatkan dari Anas Bin Malik r.a. beliau berkata:
« كانت صفية مع رسول الله صلى الله عليه وسلفي سفر وكان ذلك يومها فأبطت في المسير فاستقبلها رسول الله صلى الله عليه وسلم وهي تبكي وتقول حملتني علي بعير بطئ فجعل رسول الله صلى الله عليه وسلم يمسح بيديه عينيها »
“Suatu ketika Shofiyah bersama Rasulullah saw dalam perjalanan sedangkan hari itu adalah bagiannya akan tetapi Shofiyah sangat lambat sekali jalannya, lantas Rasulullah saw menghadap kepadanya sedangkan ia menangis dan berkata: “Engkau membawaku di atas unta yang lamban.” Kemudian Rasulullah saw menghapus air mata Shofiyah dengan kedua tangannya.” HR. Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra (no. 9162). 

3) Ciuman Mesra
Diriwayatkan Sayyidah Aisyah r.a. bahwasanya beliau berkata:
« إن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا قبل بعض نسائه مص لسانها »
“Sesungguhnya Nabi saw ketika mencium salah satu istrinya, beliau mengecup lidahnya.” HR. Maqdisi dalam Dzakhirah Al-Huffadz (no. 1568).

4) Mandi Bersama
Diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah r.a. beliau berkata:
« كُنْتُ أَغْتَسِلُ أَنَا وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ إِنَاءٍ وَاحِدٍ تَخْتَلِفُ أَيْدِينَا فِيهِ مِنْ الْجَنَابَةِ » رواه البخاري ومسلم  وزاد ابن حبان  « وتلتقي أيدينا »  
“Dauhulu Aku mandi dari junub bersama Rasulullah saw dari satu bejana di mana tangan kami bergantian (mengambil air) di dalamnya.” HR. Bukhari (no. 253) & Muslim (no. 484), Ibn Hibban (no. 1118). menambahkan : “Sedangkan tangan kami saling bertemu (bersentuhan).”

5) Tiduran Di Pangkuan Istri
Sayyidah Aisyar r.a. meriwayatkan:
« كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَضَعُ رَأْسَهُ فِي حِجْرِي فَيَقْرَأُ وَأَنَا حَائِضٌ  »
“Dahulu Rasulullah saw meletakkan kepalanya di pangkuanku kemudian membaca (Al-Qurán) sedangkan Aku dalam keadaan haid.” HR. Abu Daud (no. 227), Bukhari (no. 288), Muslim (no. 454), Ahmad (no. 24442) & Ibnu Majah (no. 626).

6) Disisir Istri. 
Sayyidah Aisyah r.a. berkata:
« كُنْتُ أُرَجِّلُ رَأْسَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنَا حَائِضٌ  »
“Dahulu Aku menyisir rambut Rasulullah saw sedangkan Aku dalam keadaan haid.” HR. Bukhari (no. 286) & Muslim (no. 710).

7) Membelai Istri. 
Diriwayatkan dari Urwah Bin Zubeir r.a. beliau meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah r.a., beliau berkata:
« قلما كان يوم - أو قالت قل يوم - إلا كان رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يدخل على نسائه فيدنو من كل امرأة منهن فى مجلسه فيقبل ويمس من غير مسيس ولا مباشرة » قالت « ثم يبيت عند التى هو يومها »
“Hampir setiap hari Rasulullah saw mengunjungi semua istrinya, lantas mendekati satu persatu di tempatnya (rumah), kemudian Rasulullah saw mencium dan membelainya tanpa bersetubuh atau berpelukan.” Aisyah berkata: “Lantas beliau menginap di (rumah) istri yang mendapat gilirannya.” HR. Daruquthni (no. 3781), Hadits senada juga diriwayatkan oleh Ahmad (no. 24809), Hakim (no. 2710), Abu Daud (no. 1823) & Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir (no. 19577).

8) Ladies First. 
Ladies First adalah istilah pelayanan optimal untuk seorang wanita, di mana suami membukakan pintu, mendahulukan, mempersilahkan dan sejenisnya. Hal ini juga dilakukan oleh Rasulullah Saw kepada istrinya.
Diriwayatkan dari Anas Bin Malik r.a. dalam sebuah Hadits perjalanan pulang dari  penaklukan Khaibar:
« خَرَجْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ قَالَ فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَوِّي لَهَا وَرَاءَهُ بِعَبَاءَةٍ ثُمَّ يَجْلِسُ عِنْدَ بَعِيرِهِ فَيَضَعُ رُكْبَتَهُ فَتَضَعُ صَفِيَّةُ رِجْلَهَا عَلَى رُكْبَتِهِ حَتَّى تَرْكَبَ »
“Kami keluar menuju Madinah.” Anas berkata : “Aku melihat Rasulullah saw menyiapkan tempat duduk Shafiyah di belakangnya dengan kain, kemudian beliau duduk di dekat untanya dan memposisikan lututnya, lantas Shafiyah meletakkan kakinya di atas lutut beliau hingga naik (ke unta).”  HR. Bukhari (no. 2679).

9) Panggilan Khusus. 
Rasulullah saw suka memanggil Sayyidah Aisyah dengan panggilan kecil :
« يَا عَائِشَ »
« يَا عُوَيْش »
“Ya Aisy” (HR. Bukhari no. 3768 & Muslim no. 4480)
“Ya Uwaisy” (HR. Ibn As-Sunni no. 454).
Panggilan yang pertama merupakan pemenggalan huruf akhir, sedangkan yang kedua adalah pemenggalan huruf akhir sekaligus panggilan kecil. Dalam kultur Arab pemenggalan huruf akhir dan panggilan kecil menunjukkan panggilan manja / tanda sayang..
Bukan hanya memenggal huruf akhir atau panggilan kecil, akan tetapi Rasulullah saw mempunyai panggilan khusus untuk Sayyidah Aisyah r.a. sebagaimana dalam banyak riwayat hadits (Ibn Majah no. 2465, Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra no. 8951, Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 18433, Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman no. 3675, Hakim no. 4587 dll) Rasulullah saw memanggil Sayyidah Aisyah dengan Humaira’ (حميراء) yang artinya adalah putih kemerah-merahan. 
Ibnul Atsir menyebutkan dalam An-Nihayah (1/1044) :
(كان يقول لها أحيانا يا حُمَيْراء تَصْغير الحَمْراء يريد البَيْضاء)
“Beliau (Rasulullah saw) sering memanggilnya (Aisyah) “Ya Humaira” yang merupakan bentuk Tasghir (panggilan kecil) dari “Hamra”(merah) sedangkan yang dimaksud adalah putih.” 
Ibnul Jauzi menyebutkan dalam Kasyful Musyukil (1/1202) :
(والعرب تقول امرأة حمراء أي بيضاء)
“Orang Arab berkata : “Wanita yang merah,” artinya putih.”
Qodhi Iyadh menyebutkan dalam Masyariq Al-Anwar (1/702) :
(قوله لعائشة يا حميراء تصغير إشفاق ورحمة ومحبة)
“Perkataan beliau kepada Aisyah “Ya Humaira” adalah bentuk Tasghir (panggilan kecil) kasih sayang dan cinta.”

10) Mengantar Istri
Diriwayatkan dari Ali Bin Husein r.a., beliau berkata:
« كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ وَعِنْدَهُ أَزْوَاجُهُ فَرُحْنَ فَقَالَ لِصَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ لَا تَعْجَلِي حَتَّى أَنْصَرِفَ مَعَكِ »
“Suatu ketika Nabi saw berada di Masjid (Nabawi), sedangkan istri-istri beliau ada di dekatnya kemudian mereka pulang. Rasulullah bersabda kepada Shafiyah Binti Huyay : “Jangan buru-buru agar Aku bisa pulang bersamamu.” HR. Bukhari (no. 1897).
Dalam riwayat lain disebutkan:
(أَنَّ صَفِيَّةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهَا جَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَزُورُهُ فِي اعْتِكَافِهِ فِي الْمَسْجِدِ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ فَتَحَدَّثَتْ عِنْدَهُ سَاعَةً ثُمَّ قَامَتْ تَنْقَلِبُ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَهَا يَقْلِبُهَا)
“Sesungguhnya Shafiyah istri Nabi saw mengabarkannya (Husein Bin Ali) bahwa ia mendatangi Rasulullah saw yang sedang I’tikaf di Masjid (Nabawi) pada 10 hari terakhir Ramadhan. Kemudian ia berbincang dengan Nabi beberapa waktu lantas berdiri untuk pulang. Kemudian Nabi saw berdiri dan pulang bersamanya.” HR. Bukhari (no. 1894).

11) Mengajak Istri Keluar Kota
Kebiasaan Rasulullah saw ketika bepergian keluar kota adalah selalu membawa salah satu istrinya dengan cara diundi, sebagaimana diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah r.a. beliau berkata:
« كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ سَفَرًا أَقْرَعَ بَيْنَ نِسَائِهِ فَأَيَّتُهُنَّ خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا مَعَهُ »
“Rasulullah saw itu ketika hendak bepergian, beliau akan mengundi di antara istri-istrinya. Siapapun undiannya yang keluar, maka beliau akan pergi bersamanya.” HR. Bukhari (no. 2404) & Muslim (no. 4974).

12) Berbincang Bersama Istri Di Luar
Jalan malam-malam bersama istri, lantas membincangkan banyak hal. Bicara dari hati ke hati. Bukankah itu sangat mesra sekali..?
Sayyidah Aisyah r.a. meriwayatkan dalam sebuah Hadits panjang tentang kebiasaan Rasulullah saw keluar kota membawa istri :
« وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ بِاللَّيْلِ سَارَ مَعَ عَائِشَةَ يَتَحَدَّثُ »
“Dan Nabi saw ketika malam hari berjalan bersama Aisyah, berbincang dengannya.” HR. Bukhari (no. 4810) & Muslim (no. 4477)

13) Mengajak Istri Makan Di Luar
Diriwayatkan dari Anas r.a. beliau berkata:
« أن رجلا فارسيا كان جارا للنبي صلى الله عليه وسلم وكانت مرقته أطيب شي ريحا فصنع طعاما ثم أتى النبي صلى الله عليه وسلم فأومأ إليه أن تعال وعائشة جنبه فقال صلى الله عليه وسلم: "وهذه معي" وأشار إلى عائشة فقال لا قال ثم أشار إليه فقال: "وهذه معي" قال لا ثم أشار إليه الثالثة فقال وهذه معي وأشار إلى عائشة فقال نعم  »
“Seorang lelaki persia yang merupakan tetangga Nabi saw mempunyai kuah kaldu paling sedap, kemudian dia membuat makanan dan menatangi Nabi saw lantas mengundangnya untuk makan, sedangkan Aisyah berada di samping Nabi. Kemudian Nabi saw bersabda: “Yang ini bagaimana?”-beliau menunjuk kepada Aisyah- maka dia berkata: “Tidak” Kemudian memberi isyarat kepadanya : “Bagaimana dengan ini?” dia berkata: “Tidak”, kemudian Nabi memberi isyarat yang ketiga kalinya dan bersabda: “Ini bersamaku?” kemudian dia berkata: “Ia.” HR. Ibnu Hibban (no. 5301), Abu Ya’la (no. 3261), Darimi (no. 2119).

14) Menenangkan Amarah Istri Dengan Cara Unik
Ibnus Sunni dalam Amal Al-Yaum Wa Al-Lailah (no. 454) meriyawatkan dari Sayyidah Aisyah r.a. :
« كان إذا غضبت عائشة عرك النبي صلى الله عليه وسلم بأنفها وقال : يا عويش قولي : اللهم رب محمد اغفر لي ذنبي ، وأذهب غيظ قلبي ، وأجرني من مضلات الفتن  »
“Ketika Aisyah marah maka Nabi saw mencubit hidungnya dan bersabda: “Wahai ‘Uwaisy (panggilan kecil Aisyah), katakanlah : “Ya Allah, Tuhannya Muhammad ampunilah dosaku, hilangkanlah kemarahan di hatiku dan selamatkanlah Aku dari fitnah yang menyesatkan.” 
Dari kumpulan beberapa hadits di atas, bisa kita simpulkan bahwa Rasulullah saw adalah pribadi yang romantis, mesra dan sangat pengertian kepada istrinya.
______________________

https://terashikmah47.blogspot.com 

DZIKIR  PENAMBAH  KEHARMONISAN  / KASIH  SAYANG  DALAM  RUMAH  TANGGA&KELUASAN RIZQI

Oleh : Sayyidi al-Ḥabīb `Umar bin Hafīdz 

Pertanyaan :
Bacaan apa didalam rumah yang dapat membantu / membuat bertambahnya kerukunan / kasih sayang antara sesama anggota keluarga atau suami istri?

Jawaban :
Membaca Ayat al-Kursi sekali dan Surat al-Ikhlas tiga kali setiap kali memasuki rumah, in sya Allah akan membuat / menambah kasih sayang antara sesama anggota keluarga.
Atau bacalah dua ayat terakhir dari surat attaubah (9.128-9) sebanyak 41 kali dalam sehari dengan izin Allah akan menambah keharmonisan / kasih sayang antara suami istri atau anggota keluarga lainnya

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٢٨) فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (١٢٩)

128. Sungguh, telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman.

129. Maka jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah (Muhammad), "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung".

بارك الله لي ولكم 
Semoga bermanfaat 


0 Response to "KEMESRAAN DAN KEHARMONISAN NABI MUHAMMAD SAW DENGAN ISTRINYA "